Ketum Golkar Terdahulu Selalu Dekat Pemerintah, Bahlil: Kenapa Saya Disalahkan?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Agu 2024, 14:49
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Golkar Periode 2024-2029 Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Golkar Periode 2024-2029 (Foto: Youtube Golkar Indonesia)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa sejumlah Ketum Golkar terdahulu, mulai dari Jusuf Kalla hingga Airlangga Hartarto selalu dekat dengan pemerintah.

Untuk itu, dia pun tidak ingin disalahkan terkait adanya anggapan bahwa dirinya bisa menjadi Ketum Golkar karena saat ini dekat dengan pemerintah. Menurutnya Partai Golkar dilahirkan karena instrumen politik pemerintah.

Baca Juga: Bahlil Lahadalia Terpilih Jadi Ketua Umum Golkar Secara Aklamasi

"Kenapa calon-calon terdahulu dinyatakan tidak salah, kok saya dinyatakan salah?" kata Bahlil saat menyampaikan pidato visi dan misinya pada Munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. 

Dia mengatakan pada tahun 2004 saat Munas Partai Golkar di Bali, Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla berkompetisi untuk menjadi ketua umum. Namun hasilnya Jusuf Kalla yang menang karena ada kedekatan dengan pemerintah.

"Beliau adalah Wakil Presiden, SBY adalah Presidennya," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu.

Pada Munas Partai Golkar selanjutnya, dia mengatakan ada dua kandidat calon ketua umum yakni Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. Saat itu, Surya Paloh menurutnya didukung oleh Jusuf Kalla yang sudah selesai menjabat sebagai Wakil Presiden, sedangkan Aburizal Bakrie didukung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang masih menjadi Presiden.

"Setelah Pak Ical (Aburizal) selesai, muncul Pak Setya Novanto lewat Munaslub. Posisinya Pak Setya Novanto sebagai Ketua DPR dekat dengan Pak Jokowi, Alhamdulillah menang," kata dia.

Halaman
x|close