Ntvnews.id, Jakarta - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali membuat resah masyarakat Papua dengan aksi brutal dan kebiadabannya. Kali ini, OPM yang dipimpin Undius kogoya yang beroperasi di Komando Daerah Pertahanan (KODAP) VIII Kemabu Intan Jaya melakukan kekerasan.
OPM tersebut sudah mengakui aksinya menangkap salah seorang warga di Paniai baru-baru ini. Dalam tayangan video beredar, tampak kekejaman OPM terhadap warga sipil. Warga tersebut diyakini Elgo Gobai sebagai Kepala Kampung Odiyai Distrik Paniai Timur.
Pihak OPM, dalam sebuah unggahan di sosial, mengaku bahwa alasan dirinya menangkap Elgo Gobai karena dia dianggap sebagai simpatisan Aparat Keamanan (Apkam). Tindakan kekerasan ini adalah salah satu dari sekian banyak daftar kebiadaban OPM di Papua.
OPM Siksa Kepala Kampung di Intan Jaya Papua (Tangkapan Layar: Instagram)
Soal viralnya video penyiksaan OPM terhadap Kepala Kampung di Kabupaten Intan Jaya, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan sangat menyesalkan kejadian tersebut karena aparat kampung atau desa hadir untuk melayani masyarakat.
“Aparat kampung selama ini aktif melayani masyarakat dan berat tugasnya sehingga semestinya harus dibantu, bukan disiksa seperti itu," tegas Letkol Infanteri Candra Kurniawan dalam keterangannya yang dilansir dari akun Instagram @kodam17.
Candra Kurniawan mengatakan bahwa selama ini pihaknya selalu mendukung berbagai pembangunan di Papua, termasuk ke wilayah pelosok kampung dan pedalaman Papua. Hal ini dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat di sana.
OPM Siksa Kepala Kampung di Intan Jaya Papua (Tangkapan Layar: Instagram)
"Selama ini kita semua sangat mendukung jalannya pembangunan di Papua, baik di pelosok-pelosok kampung dan pedalaman untuk kesejahteraan masyarakat Papua. Jadi perlakuan OPM terhadap Kepala Kampung adalah sangat tidak pantas dan harus ditindak tegas," imbuhnya.
Seiring berjalannya waktu, Papua semakin sakit dan gagal untuk sejahtera karena tindakan biadab dan pengkhianatan dari OPM terhadap bangsa. Hal ini menimbulkan rasa sakit serta tidak mendukung unsur kemanusiaan khususnya bagi kalangan masyarakat sipil.
Pihak TNI mengatakan bahwa aparat kampung (apkam) yang menjadi korban penyiksaan di dalam video tersebut merupakan sosok yang sangat setia melayani berbagai kebutuhan masyarakat di kawasan Intan Jaya, Papua sehingga sangat disayangkan tindakan seperti itu.