Ntvnews.id, Jakarta - Baru-baru ini, nama "Mulyono" mendadak menjadi topik pembicaraan di kalangan netizen Indonesia, terutama di berbagai platform media sosial. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan, mengapa netizen menggunakan nama tersebut untuk menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi)?

Ternyata, "Mulyono" bukanlah sekadar nama biasa. Itu adalah nama lama yang pernah disandang oleh Presiden Jokowi ketika masih kecil. Sebelum resmi diberi nama "Joko Widodo" oleh kedua orang tuanya, Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi Notomihardjo, Jokowi kecil pernah dikenal dengan nama "Mulyono."

Nama "Mulyono" sendiri memiliki arti yang mendalam, yaitu "mulia." Namun, di balik keindahan maknanya, nama ini dianggap terlalu berat untuk Jokowi kecil. Menurut salah satu kepercayaan di masyarakat Jawa, jika seorang anak sering sakit, salah satu solusinya adalah dengan mengganti nama anak tersebut.

Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR. (Antara)

Nama "Mulyono" yang dianggap membawa beban terlalu berat diyakini dapat menjadi penyebab ketidakberuntungan atau kesehatan yang buruk bagi si anak. Jokowi kecil mengalami kondisi serupa, di mana ia sering jatuh sakit.

Orang tuanya kemudian memutuskan untuk mengganti namanya dari Mulyono menjadi Joko Widodo. Setelah perubahan nama tersebut, kesehatan Jokowi kecil berangsur membaik, dan ia tidak lagi sering sakit.

Nama "Mulyono" juga sering digunakan oleh netizen Indonesia sebagai cara terselubung untuk mengkritik kebijakan Presiden Jokowi yang dianggap kontroversial. Penggunaan nama ini muncul sebagai bentuk kehati-hatian, mengingat adanya kekhawatiran di kalangan netizen bahwa kritik langsung terhadap pejabat negeri bisa berujung pada masalah hukum.

Jokowi Terima Atlet Olimpiade (YouTube Sekretariat Presiden)

Dengan mengganti nama Jokowi menjadi "Mulyono," netizen dapat menyampaikan kritik mereka tanpa harus secara langsung menyebut nama asli Presiden, sehingga merasa lebih aman dalam mengekspresikan pendapat mereka di ruang publik.