181 Barang Antik yang berhasil di Selundupkan Berhasil Dikembalikan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Agu 2024, 06:00
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Museum Nuanu di Bali Museum Nuanu di Bali (Dokumentasi istimewa)

Ntvnews.id, Baghdad - Kementerian Kebudayaan, Pariwisata, dan Kepurbakalaan Irak mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memulangkan 181 artefak yang sebelumnya diselundupkan ke luar negeri, terutama dari Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.

Dilansir dari reuters, Senin, 26 Agustus 2024, Repatriasi artefak ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah Irak untuk memulihkan warisan budaya mereka yang hilang.

Artefak-artefak yang berhasil dipulangkan tersebut meliputi berbagai benda antik yang memiliki nilai sejarah tinggi, termasuk patung-patung perunggu dan delapan kotak logam yang di dalamnya berisi kerangka manusia kuno.

Baca Juga: Ngeri, Terkuak Alasan Arkeolog Takut Bongkar Makam Kaisar Pertama China

Artefak-artefak ini berasal dari situs arkeologi Nimrud, sebuah kota kuno yang pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Asyur di Provinsi Nineveh. Pada 1990-an, barang-barang ini diselundupkan ke luar negeri dan berakhir di Los Angeles, Amerika Serikat, sebelum akhirnya ditemukan dan dikembalikan ke Irak.

Selain dari Amerika Serikat, pemerintah Irak juga mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memulihkan banyak artefak lainnya yang berasal dari berbagai era sejarah. Artefak-artefak ini telah diselundupkan ke sejumlah negara, termasuk Yordania, Norwegia, Jerman, dan Inggris.

Upaya repatriasi ini menunjukkan komitmen Irak untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya mereka, yang telah mengalami perampasan besar-besaran selama beberapa dekade terakhir.

Sejak invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003, banyak barang antik dan situs-situs arkeologi penting di Irak dijarah atau dihancurkan.

Baca Juga: Warga Jakarta yang Mau Bikin Acara di Museum Gak Bakal Kena Biaya, Tapi Ada Syaratnya

Konflik dan ketidakstabilan politik yang melanda negara tersebut memberikan peluang bagi para penjarah untuk mengeksploitasi kekayaan arkeologi Irak, yang sering kali berakhir di pasar gelap internasional. Namun, melalui kerja sama internasional dan upaya diplomasi budaya, pemerintah Irak kini berhasil mengambil kembali sebagian dari kekayaan sejarah mereka yang hilang.

Repatriasi artefak-artefak ini bukan hanya simbol pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan identitas nasional bagi Irak.

Setiap artefak yang berhasil dipulangkan menambah potongan penting dalam memahami sejarah panjang peradaban Irak, yang telah menjadi saksi bagi kebangkitan dan kejatuhan beberapa kekaisaran besar dunia.

Pemerintah Irak berharap upaya ini akan terus berlanjut dan semakin banyak artefak yang dapat dipulangkan, sehingga generasi mendatang dapat belajar dan menghargai warisan budaya mereka yang kaya.

 

x|close