Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan penjelasan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pola penularan Mpox yang banyak menyerang anak-anak di Afrika.
Dalam rapat terbatas yang berlangsung pada Selasa di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Presiden Jokowi menanyakan kepada Menkes Budi alasan mengapa banyak anak-anak yang terkena virus tersebut, mengingat biasanya penularan melibatkan kontak fisik.
Baca Juga:
Timnas Indonesia U-20 Fokus Persiapan Hadapi Argentina
Profil Brigjen Mukti Juharsa, Disebut Admin Grup WhatsApp dalam Sidang Korupsi Timah
"Tadi Bapak Presiden sempat tanya, Pak Menkes, kalau ini mirip HIV-AIDS penularannya kontaknya fisik, kok banyak anak-anak?" kata Menkes, dikutip dari Antara.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) memimpin rapat terbatas yang membahas penanganan Mpox dan persiapan penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/8/2024). (Dok.Antara)
Menkes Budi menjelaskan bahwa di Afrika, tempat kasus ini sering terjadi, anak-anak rentan tertular karena mereka sering berbagi barang-barang pribadi seperti pakaian, handuk, dan selimut, serta tidur dalam satu tempat tidur dengan orang dewasa yang terinfeksi.
Menurut Budi, Mpox memiliki pola penularan yang mirip dengan HIV-AIDS, yaitu melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita. Orang tua atau pengasuh yang terinfeksi Mpox menjadi salah satu alasan utama mengapa anak-anak juga dapat terkena virus ini.
Penjelasan Budi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang pola penyebaran penyakit ini di komunitas.
Menkes Budi juga menyampaikan bahwa obat untuk penyakit ini sudah tersedia dari berbagai sumber, termasuk Amerika Serikat dan India.
Selain itu, vaksin untuk penyakit ini juga telah dikembangkan. Bagi mereka yang lahir sebelum tahun 1970-an, vaksin cacar yang pernah diterima memberikan perlindungan tambahan.
Untuk generasi muda, vaksin baru telah dikembangkan, dengan salah satunya diproduksi di Denmark dan Jepang. Indonesia telah mengimpor 1.000 dosis vaksin dari Denmark pada tahun 2022 dan telah diberikan kepada individu dengan risiko tinggi.