Ntvnews.id, Tokyo - Otoritas di wilayah tengah Jepang telah meminta pengunjung pantai untuk menjaga jarak dari lumba-lumba setelah terjadi lonjakan insiden gigitan lumba-lumba.
Tahun ini, tercatat 18 perenang digigit lumba-lumba di pantai-pantai di wilayah Fukui, menurut penjaga pantai setempat di Tsuruga. Dalam dua tahun terakhir, insiden serupa relatif jarang terjadi.
Dilansir dari AFP, Rabu, 28 Agustus 2024, sebagian besar gigitan tersebut tergolong ringan, beberapa hanya meninggalkan bekas cakaran. Namun, ada satu insiden baru-baru ini di mana seorang anak sekolah dasar memerlukan 20 hingga 30 jahitan, menurut pejabat penjaga pantai Shoichi Takeuchi.
Baca Juga: Pak Bas Pastikan Kualitas Air Minum di IKN Lebih Baik dari Air Kemasan
Di Pantai Suishohama, yang juga dikenal sebagai "Pantai Berlian," sebuah asosiasi pariwisata lokal telah mengeluarkan peringatan di situs webnya dan menyebarkan brosur yang menyarankan pengunjung untuk tidak mendekati atau menyentuh lumba-lumba.
"Asalkan lumba-lumba biasanya adalah hewan yang damai, mereka bisa menyebabkan cedera serius dengan gigitan tajam mereka, menarik Anda ke dalam air, dan dalam kasus ekstrem, bisa membahayakan nyawa Anda," peringatan dari asosiasi tersebut menyebutkan.
Para penjaga pantai belum dapat memastikan apakah satu lumba-lumba atau beberapa individu yang terlibat dalam insiden ini.
Baca Juga: 508 Bakal Paslon Kabupaten/Kota Sudah Demokrat Berikan Restu
Namun, seorang ahli berpendapat bahwa seekor lumba-lumba liar mungkin bertanggung jawab, berdasarkan ciri-ciri fisiknya seperti sirip punggung dan bekas luka.
"Tampaknya kemungkinan besar merupakan perilaku satu individu," kata Tadamichi Morisaka, profesor cetologi di Universitas Mie, kepada NHK.
"Alih-alih berniat menyakiti manusia, mungkin lumba-lumba tersebut mencoba berinteraksi dengan manusia seperti yang dilakukannya dengan sesama lumba-lumba," tambahnya.