Ntvnews.id, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa isu mengenai ketegangan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperlihatkan adanya perbedaan pandangan di antara kedua pemimpin tersebut.
"Bukan hanya membantah, tetapi isu itu sengaja diproduksi untuk seolah-olah ada perbedaan pandangan di antara kedua pemimpin kita," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2024.
Dia menjelaskan bahwa komunikasi antara Jokowi dan Prabowo sebenarnya sangat baik dan berjalan lancar. "Saya harus sampaikan bahwa komunikasi antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi sangat baik dan sangat lancar," sambungnya.
Baca Juga: Partai Gerindra Gelar Rapimnas Hari Ini, Undang Jokowi
Dia menambahkan bahwa interaksi sehari-hari kedua pemimpin tersebut juga berlangsung dengan intens, membahas berbagai hal.
"Bahkan saya catat dalam minggu-minggu ini komunikasi itu sehari bisa dua kali ketemu, untuk hal yang penting sampai hal-hal yang sifatnya ringan dikomunikasikan," tuturnya.
Dia menyebutkan bahwa Jokowi bahkan berencana untuk menghadiri acara penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra yang akan berlangsung pada malam Sabtu, 31 Agustus 2024.
"Pak Prabowo meminta Pak Jokowi hadir di penutupan Rapimnas, dan Pak Jokowi menyanggupi InSya-Allah akan hadir," kata dia.
Sebelumnya, pada 27 Agustus, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/Presidential Communication Office (PCO), Hasan Nasbi, menepis isu mengenai ketegangan antara Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Puan Maharani Tepis Cawe-cawe Jokowi di Pencalonan Pramono Anung
"Tidak benar sama sekali. Pak Prabowo sebagai presiden terpilih dengan Pak Jokowi sebagai presiden yang masih menjabat hari ini hubungannya sangat baik, sangat mesra," ujar Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pada hari Senin, 26 Agustus 2024, Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro menyatakan bahwa isu mengenai ketegangan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto adalah upaya untuk memecah belah yang sengaja dibuat untuk mengganggu kelancaran pemerintahan.
"Jika ada upaya mengadu domba dengan nyata-nyata mengatakan hubungan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih saat ini retak adalah upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan,” katanya.