Ntvnews.id, Jakarta - Pramono Anung bersama pasangannya Rano Karno yang diusung PDI Perjuangan dianggap sebagai underdog melawan duet Ridwan Kamil-Suswono yang didukung belasan parpol KIM Plus di Pilkada Jakarta 2024. Dengan perbandingan dukungan 14% melawan 86%, hanya keajaiban yang bisa membuat Pramono-Rano memenangkan pemilihan.
Merespons nada-nada miring itu, Pramono Anung mengatakan hidup dalam politik sejatinya penuh keajaiban.
"Keajaibanlah yang merubah dunia. Kenapa? Saya hanya didukung kurang lebih 14% kursi di DPRD. Tetapi ingat ketika Jokowi maju tahun 2012 dia juga hanya didukung 18%. Ini hanya 14% dan saya kalau disurvei memang enggak ada nama saya. Karena mikir saja juga tidak," kata Pramono Anung dalam acara DonCast di NusantaraTV yang dipandu dua jurnalis senior NusantaraTV, Don Bosco Selamun dan Donny de Keizer, Kamis (29/8/2024).
Pramono mengaku banyak mendapat pertanyaan dari teman dan sahabat, kok berani mengiyakan diusung PDI Perjuangan maju di Pilkada Jakarta?
"Saya bilang kalau saya disurvei enggak ada tantangannya memang saya harus bekerja keras," ujarnya.
"Ada teman yang mengatakan Mas harus turun gunung. Ini bukan turun gunung. Ini nanjak gunungnya," imbuhnya.
Pramono mengatakan sejatinya dirinya sudah berencana untuk berhenti dari pentas politik. Karena merasa sudah cukup lama malang-melintang di jagat politik dan juga faktor usia yang tak lagi muda.
"Makanya hari Senin itu saya enggak tidur sama sekali. Hari Selasa jam 3.00 saya datang ke ibu (Megawati Soekarnoputri). Saya bilang Mbak kayaknya lebih baik yang lain. Saya bantu aja. Udahlah calon lain aja. Kalau perlu saya yang bagian pendanaan juga enggak apa-apa," tuturnya
"Ibu Malah marah. Katanya terakhir nih ketua umum sudah memutuskan. Enggak ada diskusi lagi. Kamu pikirkan," lanjutnya
"Setelah itu saya telepon Rano. Bisa enggak ketemu di rumah saya setelah maghrib. Ketemulah Rano. Dua-duanya rupanya dipres juga oleh Ibu," pungkas Pramono.