Ntvnews.id, Taheran - Kepolisian Iran telah memberhentikan seorang komandan di kota Provinsi Gilan setelah seorang tahanan meninggal di penjara.
Menurut laporan dari organisasi hak asasi manusia setempat, tahanan tersebut diduga tewas akibat penyiksaan di balik jeruji besi.
Dilansir dari IRNA, Senin, 2 September 2024, dalam pernyataan yang dirilis oleh Kepolisian Iran, Mohammad Mir Mousavi, seorang tahanan berusia 36 tahun, ditangkap pada 22 Juli setelah terlibat dalam perkelahian di Lahijan.
Baca Juga: JPU Tuntut Mantan Gubernur Maluku Utara 9 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi
Kepolisian Iran menyatakan bahwa komandan polisi tersebut dipecat karena kurangnya pengawasan terhadap tindakan dan perilaku staf. Mereka juga menambahkan bahwa hasil akhir penyelidikan mengenai kematian Mir Mousavi akan bergantung pada laporan pemeriksa medis.
Selain itu, Kepolisian Iran mengumumkan bahwa komandan kantor polisi serta beberapa polisi yang terlibat dalam insiden tersebut telah dinonaktifkan.
Pernyataan kepolisian menyebutkan bahwa perilaku beberapa petugas bertentangan dengan kebijakan profesional dan tidak dapat diterima, sehingga mereka dirujuk ke otoritas kehakiman.
Baca Juga: Reaksi Jessica Wongso Pakai HP Lagi Usai 8 Tahun Mendekam di Penjara
Organisasi hak asasi manusia Kurdi yang berbasis di Norwegia, Hengaw, melaporkan pada Rabu, 28 Agustus bahwa Mir Mousavi "tewas akibat penyiksaan di pusat tahanan."
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini pada Kamis, 29 Agustus 2024 lalu.
Pemecatan anggota keamanan merupakan hal yang jarang terjadi di Iran. Sebelumnya, pada tahun 2022, kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda berusia 22 tahun, di dalam tahanan polisi, memicu protes besar-besaran di seluruh negeri yang mengakibatkan banyak korban. Amini, seorang wanita Kurdi, ditangkap di Teheran karena diduga melanggar aturan berpakaian wanita.