Ntvnews.id, Jakarta - Setelah sekian lama menutup rapat-rapat tentang latarbelakangnya. Publik akhirnya mengetahui siapa orang tua Iqbal Ramadhan salah satu peserta demo menolah Revisi RUU Pilkada yang diduga mengalami kekerasan dan pelecehan saat diamankan aparat keamanan.
Iqbal ternyata putra dari orang yang cukup berpengaruh di era Presiden Soeharto yaitu Letjen TNI (purn) Moerdiono.
Saat menjadi bintang tamu dalam acara DPO Podcast di NusantaraTV, Senin (1/9/2024) yang dipandu jurnalis senior Ismoko Widjaya, ibunda Iqbal, Machica Mochtar menceritakan sang anak hanya merasakan kebersamaan dengan Moerdiono sampai usia 2 tahun.
"Sampai Iqbal usia 2 tahun kemudian saya pisah. Tahun 1999 saya pisah," ungkap Machicha Mochtar yang merupakan pedangdut senior.
Machicha menuturkan dirinya kerap mendampingi Moerdiono di berbagai kegiatan. Mulai dari seminar hingga saat Moerdiono mendapat gelar Honoris Causa dari Universitas Airlangga Surabaya.
"Jadi hampir selama 8 tahun kecuali acara kenegaraan. Kalau acara Agustusan di Istana saya diundang. Saya juga sering nyanyi di Istana Bogor. Karena waktu itu kan beliau jadi ketua ketua panitia 50 tahun RI. Waktu itu saya masih hamil Iqbal 3 bulan," tuturnya.
Menurut Machicha, Iqbal memiliki banyak kemiripan dengan ayahnya Moerdiono.
"Melihat sosok Pak Moer ada benar di dia (Iqbal). Mulai dari makannya, cara makannya, cara bicara. Jadi kalau saya kangen saya lihat anak saya. Persis banget," ujarnya.
Moerdiono di Mata Iqbal
Meski hanya sempat merasakan kebersamaan sampai usianya 2 tahun. Namun Iqbal Ramadhan 'sangat mengenal' pemikiran ayahnya.
"Kalau mengenal secara personal tidak mungkin. Karena waktu itu umur saya masih terlalu kecil. Kalaupun mengenal mungkin lewat cerita dari kerabat. Kemudian lewat berita-berita zaman dulu. Terus lewat buku-bukunya. Salah satu orang yang berintegritas. Punya pandangan yang sangat jauh ke depan. Kemudian seingat saya salah satu penulis pidato Presiden yang terbaik di zamannya," kata Iqbal.
Apakah itu yang menjadi landasan Iqbal memutuskan bergabung di LBH Jakarta?
"Kalau semangat secara personal, engga. Cuma sebenarnya berangkat dari semangat bagaimana negara ini harus didirikan atas dasar kemanusiaan dan keadilan gitu," tandasnya.
Iqbal kecil, kata Machica selalu digendong oleh ayahnya. Meski seorang pejabat, Moerdiono berpesan kepada Machica untuk mendidik Iqbal dengan kesederhanaan.
"Jangan dikasih mewah-mewah. Anak laki-laki harus kamu didik keras. Supaya jadi seorang laki-laki," ujar Machica mengenang pesan Moerdiono.
Machica memegang teguh pesan dari Moerdiono. Untuk itu, dia selalu memantau dan memberikan pandangan-pandangan kepada Iqbal agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang negatif.
"Jadi saya selalu memberikan pandangan-pandangan kepada Iqbal. Kamu harus jaga dirimu nak. Kamu harus bertanggung jawab sama dirimu sendiri baru kamu bertanggung jawab sama orang lain. Karena yang paling penting adalah bisa menjaga dirimu sebagai seorang laki-laki. Harus kuat karena Iqbal ini kan tumbuh tidak seperti anak-anak yang lain yang tumbuh besar bersama ayahnya. Jadi saya tahu betul bagaimana keadaan seorang anak yang tidak memiliki ayah. Yang tidak besar dengan ayahnya," ujarnya.
Machicha mengungkapkan nama Iqbal adalah pemberian ayahnya. Moerdiono terinspirasi dengan penulis ternama dari Pakistan yang diidolakannya yaitu, Muhammad Iqbal.
"Bapak bilang Iqbal itu nama idola saya. Penulis dari Pakistan. Da penulis dan juga seorang sufi. Dia ingin anaknya seperti itu. Doa orang tua," pungkasnya.