Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf kepada keluarga enam sandera yang jenazahnya ditemukan di terowongan bawah tanah di selatan Jalur Gaza pada akhir pekan lalu.
Dilansir dari The Hill, Selasa, 3 September 2024, Netanyahu menyampaikan permintaan maafnya karena gagal mengembalikan para sandera dalam keadaan hidup, yang diungkapkannya dalam konferensi pers pada Senin malam, 2 September malam waktu setempat.
Permintaan maaf ini datang di tengah kritik terhadap Netanyahu karena kegagalannya mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Baca Juga: Drone Hizbullah Intai Rumah Benjamin Netanyahu, Mau Dibom?
Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan mengambil tindakan tegas terhadap Hamas terkait kematian sandera tersebut.
Ia menambahkan bahwa respons Israel akan mirip dengan serangan balasan terhadap Hizbullah pada Juli lalu, dan mengisyaratkan adanya unsur kejutan dalam tindakan balasan terhadap Hamas.
Pada Minggu, 1 September 2024, militer Israel mengonfirmasi penemuan enam jenazah sandera di terowongan bawah tanah di Rafah, Jalur Gaza. Menurut Tel Aviv, para sandera tersebut ditembak mati oleh "teroris" Hamas sebelum pasukan Israel tiba di lokasi.
Baca Juga: Hotel Penginapan Netanyahu Diserbu Cacing dan Belatung
Kematian para sandera memicu protes besar-besaran dan mogok kerja di berbagai wilayah Israel, dengan puluhan ribu orang turun ke jalan menuntut Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, lebih dari 250 sandera ditahan, dengan sekitar 100 sandera dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata singkat pada November lalu, menyisakan sekitar 100 sandera yang masih ditahan.