Mengenal Sabo Dam, Menjinakkan Amarah Gunung Merapi dan Mencegah Banjir Bandang

NTVNews - 14 Mei 2024, 11:08
Alber Laia
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sebuah pembangunan Sabo Dam di lereng Gunung Merapi Sebuah pembangunan Sabo Dam di lereng Gunung Merapi (Instagram/@engineerperintis_civilworks)

Ntvnews.id, Jakarta - Gunung Merapi, telah lama dikenal dengan letusannya yang dahsyat. Salah satu bahaya utama dari letusan Gunung Merapi adalah banjir lahar yang mengalir deras menuruni lereng gunung.

Untuk menanggulangi bahaya banjir lahar ini, pemerintah Indonesia telah membangun Sabo Dam, sebuah struktur bendungan khusus yang dirancang untuk menahan dan mengendalikan aliran lahar.

Sebelumnya diketahui Banjir bandang lahar dingin telah terjadi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar), Sabtu (11/5/2024) malam. Akibatnya, 44 orang tewas dan 15 lainnya hilang.

Peristiwa ini dipicu curah hujan tinggi di wilayah hulu Gunung Merapi. Kondisi itu membuat lahar dingin atau lahar hujan, mengalir ke daerah aliran yang dihuni warga sehingga menimbulkan korban.

Pemerintah tengah menyusun langkah pencegahan agar peristiwa ini tak terjadi kembali di kemudian hari.

"Nanti kita akan coba lihat juga dengan PVMBG, kalau kondisi-kondisi seperti ini (banjir bandang lahar dingin), apa mitigasi yang bisa kita lakukan?" ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam konferensi pers daring, Senin (13/5/2024).

"Kalau di (Gunung) Merapi itu kan kita bangun sabo dam, jadi aliran lahar hujan itu bisa ditahan beberapa lapis. Jadi begitu sampai di masyarakat, amazing force-nya itu tidak lagi berbahaya," imbuh Muhari.

Menurut dia, pembangunan sabo dam seperti di Gunung Merapi di Pulau Jawa, dimungkinkan untuk mengatasi banjir bandang di wilayah aliran lahar dingin Gunung Merapi, Sumbar.

Bagaimana Sabo Dam Bekerja?

Sabo Dam terbuat dari material yang kokoh, seperti beton dan batu, dan dibangun di sepanjang aliran sungai yang berhulu di lereng Gunung Merapi.

Saat terjadi letusan, Sabo Dam akan menahan aliran lahar dan mencegahnya mengalir langsung ke pemukiman penduduk.

Lahar yang tertahan di Sabo Dam kemudian akan diarahkan ke aliran sungai yang aman dan dibiarkan mengendap secara alami.

Sabo Dam di Merapi Sukses Mengurangi Risiko Banjir Lahar

Pembangunan Sabo Dam di lereng Gunung Merapi telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko banjir lahar

Teknologi sabo ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 1970 sejak kedatangan seorang tenaga ahli di bidang teknik sabo dari Jepang, Mr. Tomoaki Yokota.

Saat itu teknologi sabo dipandang sebagai salah satu alternatif terbaik dalam rangka upaya penanggulangan bencana alam akibat erosi, aliran sedimen dan proses sedimentasi di Indonesia.

Terinspirasi dari kesuksesan Sabo Dam di Merapi, pemerintah Sumatera Barat berencana untuk membangun Sabo Dam di beberapa sungai yang berhulu di Gunung Marapi dan Singgalang.

Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya tragedi banjir bandang yang baru-baru ini melanda wilayah tersebut.

Banjir bandang di Sumatera Barat pada (11/5/2024), telah menyebabkan kerusakan parah dan memakan banyak korban jiwa.

Pemerintah setempat meyakini bahwa pembangunan Sabo Dam dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.

x|close