Ntvnews.id, Canbera - Tetangga Indonesia, Australia dihadapkan pada krisis perumahan yang mengkhawatirkan, bahkan Australia merencanakan pendanaan nasional untuk mengatasinya.
Dilansir dari ABC News, Selasa, 14 Mei 2024, krisis tersebut dipicu oleh lonjakan harga perumahan, yang bahkan telah menyebabkan munculnya fenomena kekurangan perumahan.
Meskipun Reserve Bank of Australia (RBA) telah melakukan upaya pengetatan kebijakan moneter yang agresif, harga perumahan terus meningkat sejak pulih dari penurunan pada tahun 2022.
Australia (Istimewas)
Data terbaru dari konsultan properti CoreLogic menunjukkan bahwa harga perumahan telah meningkat selama 15 bulan berturut-turut hingga April. Harga median perumahan di Australia sekarang mencapai 779.817 dolar Australia atau setara dengan Rp8,2 miliar.
Data Biro Statistik Australia pada April lalu menyebut harga sewa juga meningkat, naik 7,8% per tahun, menjadikannya lonjakan terbesar sejak Maret 2009. Pertumbuhan harga sewa rumah susun telah melampaui pertumbuhan harga rumah.
"Keterjangkauan saat ini berada pada tingkat terburuk yang pernah tercatat di Australia dari sudut pandang kemudahan layanan hipotek," kata kepala penelitian di CoreLogic Australia, Eliza Owen.
Owen juga memperkirakan harga rumah akan terus meningkat pada tahun ini. Meski demikian, harga diyakini lebih rendah dibandingkan tahun 2023.
Australia (Istimewa)
Menurut laporan terbaru dari PropTrack, kenaikan tajam dalam biaya konstruksi, kekurangan tenaga kerja dan material telah memperlambat pengiriman untuk pembangunan baru. Ini pun menghambat pasokan perumahan baru.
"Di sisi pasokan, perumahan baru telah dibatasi oleh keterbatasan kapasitas yang sedang berlangsung- terutama untuk menyelesaikan pekerjaan dan di mana keterampilan yang dibutuhkan dapat dengan mudah dialihkan ke konstruksi non-perumahan- dan peningkatan pesat dalam biaya konstruksi," kata Bank Sentral Australia, RBA, pada pertemuan dewan Maret lalu.