Rusia Kena Tuduhan ‘Nyeleneh’ Soal Pemilu AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Sep 2024, 05:05
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Rusia Vladimir Putin Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)

Ntvnews.id, Washington DC - Amerika Serikat (AS) telah menuduh media Rusia, RT, terlibat dalam campur tangan terhadap pemilu yang dijadwalkan pada bulan November mendatang. Otoritas hukum AS telah mendakwa dua pegawai RT dan menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat tinggi media tersebut, termasuk kepala redaksinya.

Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin mengetahui dan memantau kegiatan RT yang diduga bertujuan mempengaruhi pemilu AS, khususnya pemilihan presiden di mana Wakil Presiden Kamala Harris akan bersaing dengan mantan Presiden Donald Trump.

Dilansir dari AP, Jumat, 5 September 2024, Jaksa Agung AS Merrick Garland, juga mengungkapkan penyitaan 32 nama domain yang diduga bagian dari upaya "untuk mencapai hasil yang diinginkan oleh Rusia," yang menurut pejabat AS adalah kemenangan Trump dalam pilpres.

Baca Juga: Momen Vladimir Putin Mencium Alquran Jadi Perbincangan

Menurut Garland, domain yang disita itu digunakan oleh pemerintah Rusia "untuk menjalankan kampanye rahasia guna mengganggu dan mempengaruhi hasil pemilu di negara kami."

Garland menegaskan, "Kami tidak akan mentolerir usaha rezim otoriter untuk mengeksploitasi sistem demokrasi kami." Ia menambahkan bahwa AS akan secara aktif melawan dan menggagalkan upaya-upaya Rusia, Iran, serta China atau aktor asing jahat lainnya yang mencoba campur tangan dalam pemilu mereka.

RT adalah media berita Rusia yang didanai oleh pemerintah Moskow. Departemen Keuangan AS telah memberlakukan sanksi terhadap 10 individu dan dua entitas yang terkait dengan RT terkait dugaan campur tangan pemilu, termasuk kepala redaksi RT Margarita Simonyan dan wakilnya Elizaveta Brodskaia.

Departemen Keuangan AS menyebut Simonyan sebagai "tokoh kunci dalam upaya pengaruh negatif pemerintah Rusia," sementara Brodskaia disebut "melapor kepada Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan pejabat pemerintah lainnya."

Baca Juga: Ngamuk, Putin Kirim Rudal ke Ukraina dan Hantam Rumah Sakit Hingga Tewaskan Anak-anak

Garland juga menyatakan bahwa dua pegawai RT yang berbasis di Rusia telah didakwa dengan tuduhan pencucian uang dan pelanggaran Undang-undang Pendaftaran Agen Asing. Kedua pegawai tersebut adalah Kostiantyn Kalashnikov (31) dan Elena Afanasyeva (27).

Garland menjelaskan bahwa mereka diduga telah menyalurkan dana sebesar US$ 10 juta kepada sebuah perusahaan di Tennessee, AS, yang menggunakan influencer media sosial "untuk membuat dan menyebarkan konten kepada audiens AS dengan pesan tersembunyi dari pemerintah Rusia."

Perusahaan AS tersebut tidak disebutkan namanya, namun diketahui mempublikasikan video berbahasa Inggris di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok, Instagram, X, dan YouTube.

"Perusahaan tersebut tidak pernah mengungkapkan kepada para influencer atau jutaan pengikut mereka tentang hubungan mereka dengan RT dan pemerintah Rusia," tambah Garland.

RT menanggapi tuduhan tersebut dengan keras, menyebutnya sebagai "tuduhan basi dan klise."

"Tiga hal dalam hidup yang tidak bisa dihindari: kematian, pajak, dan 'campur tangan RT dalam pemilu Amerika'," tulis RT dalam pernyataannya. RT sebelumnya dikenal sebagai Russia Today.

x|close