Kemenko Marves Sebut RI Butuh Kolaborasi Dengan Negara Maju Untuk Tangani Perubahan Iklim

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Sep 2024, 14:11
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin/Antara Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin/Antara

Ntvnews.id, Jakarta - Deputi Koordinator Bidang Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, kerja sama dan kolaboratif antarnegara merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim yang terjadi di dunia.

“Untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi di dunia, kita memerlukan pendekatan kolaboratif antara negara maju dan negara berkembang, tanpa mengabaikan nilai kemanusiaan. Kolaborasi bukanlah pilihan, melainkan keharusan,” kata Rachmat di ISF 2024 di JCC, Jumat (06/09/2024).

Rachmat memaparkan, Indonesia tidak dapat mencapai skala perubahan yang dibutuhkan dalam hal ini dalam mengatasi perubahan iklim tanpa kolaborasi dan investasi dari negara-negara maju.

Serta riset dan teknologi yang dapat diakses, dan tanpa pendanaan yang menguntungkan negara-negara berkembang sekalipun.

Baca juga: Astra dan ISF 2024: Melangkah Bersama Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Mengenai hal tersebut, Rachmat menjelaskan telah dilakukan kerja sama di hari pertama pelaksanaan ISF 2024 (05/09) dengan di antaranya telah dilaksanakan 5 plenary sections, 6 thematics, 3 high level dialogues, 3 interactive mini-sessions serta 14 MOUs and partnerships.

“Transisi energi itu rumit dan membutuhkan waktu tidak ada jalan pintas, oleh sebab itu kita harus mengatasinya dari berbagai sudut pandang. Meskipun sains, teknologi, dan solusi yang kita miliki saat ini mungkin tidak sempurna, semuanya sudah membuat perbedaan, dan akan terus berkembang," ungkap Rachmat.

Untuk menjaga momentum itu, Indonesia perlu berinvestasi lebih banyak dalam teknologi, penelitian dan pengembangan, infrastruktur energi, proyek hijau, dan yang terpenting, pada sumber daya manusia.

Tak hanya itu, ia juga menekankan bahwa transisi ini bukan sekadar peluang untuk mengurangi perubahan iklim.

Baca juga: ISF 2024, Kemenko Marves Ungkap Perubahan Iklim Bisa Diatasi Dari Berbagai Sudut

Namun juga merupakan kesempatan untuk mengamankan energi yang terjangkau dan mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan salah satunya.

Ia menyebut setiap orang dan segala hal harus beradaptasi dengan kebijakan, struktur pembiayaan, praktik industri, dan perilaku konsumen semuanya perlu berkembang.

Tantangan ini melampaui politik, di mana Indonesia perlu bekerja dengan masyarakat untuk menyebarkan pemahaman dan mendorong tindakan kolektif.

"Berkali-kali saya merasakan semangat kolaborasi terbuka, dan saya tetap berharap, bahkan optimis, bahwa bersama-sama kita dapat membangun dunia yang berkelanjutan,” pungkas Rachmat.

x|close