Pramono-Rano yang Bisa Teruskan Pembangunan Anies di Jakarta

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Sep 2024, 15:30
Moh. Rizky
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Pramono-Rano, Beno Muhamad Ibnu (kanan). Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Pramono-Rano, Beno Muhamad Ibnu (kanan).

Ntvnews.id, Jakarta - Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno di Pilgub Jakarta 2024, berharap pendukung Anies bisa bergabung bersama mereka. Sebab, menurut mereka hanya Pramono-Rano yang bisa meneruskan pembangunan Jakarta semasa Anies menjadi gubernur.

"Mudah-mudahan teman-teman bisa meyakinkan yang hari ini menjadi loyalis Pak Anies untuk bergabung bersama kita," ujar Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Pramono-Rano, Beno Muhamad Ibnu saat bertemu relawan pendukung di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2024).

"Karena posisi Mas Pram dan Bang Doel yang bisa meneruskan pembangunan yang dibangun oleh Pak Anies," imbuhnya.

Menurut Beno, pasangan Ridwan Kamil dan Suswono takkan mungkin meneruskan pembangunan Jakarta yang telah dicanangkan Anies. Sebab, ia menilai Ridwan Kamil justru hendak menjadikan Jakarta seperti daerah. Ini mengacu Ridwan Kamil yang merupakan mantan Wali Kota Bandung dan eks Gubernur Jawa Barat. 

"Kalau posisi sebelah nggak mungkin, karena mau bikin Jakarta jadi Bandung agak susah," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Beno, calon kepala daerah yang diklaim mampu membangun Jakarta tanpa meninggalkan budayanya hanya Pramono-Rano. Sebab, ada Rano Karno yang merupakan putra daerah asli Jakarta. 

Jika Jakarta dibangun oleh orang luar daerah, Beno khawatir kebudayaan yang ada justru akan berpotensi hilang.

"Yang anak Jakarta, anak Betawi, Si Doel. Kalau putra daerah mau bangun kotanya sendiri, otomatis relate dong emosionalnya. Beda kalau orang dari sebelah mau coba membangun, saya khawatirnya bukan terbangun, malah merubah tradisi dan kultur, itu yang bahaya," papar dia.

Beno mengakui bahwa Jakarta merupakan ibu kota negara. Namun, ia tak ingin Jakarta nantinya menjadi kota-kota besar yang lupa akan sejarah dan kebudayaannya. Sebab jika demikian, masyarakat asli berpotensi terpinggirkan hingga hilang.

"Jakarta memang ibu kota walau sekarang mau pindah ke IKN. Jakarta memang semua kaum urban di sini, tetapi soal kebudayaan, soal kultur tetap tidak boleh dihilangkan. Jangan sampai Jakarta menjadi Singapura nanti, atau seperti Australia yang justru orang-orang asli Jakarta-nya malah terpinggirkan, malah bisa dihilangkan," tandasnya.

Halaman
x|close