Ntvnews.id, Israel - Seorang warga negara Amerika Serikat berusia 26 tahun yang ikut serta dalam protes terhadap perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki, ditembak mati oleh pasukan Israel pada hari Jumat waktu setempat.

Pasukan Pertahanan Israel atau lebih dikenal dengan IDF menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. Namun, Kedutaan Besar AS belum mengomentari situasi tersebut hingga sampai saat ini.

Baca Juga: 

Geger! Mayat Siswi SMP Ditemukan di TPU Talang Kerikil, Ada Luka Lebam pada Bagian Dagu

Mengutip dari India Today, warga AS itu sempat dilarikan ke rumah sakit akibat insiden yang terjadi. Lantaran luka tembak di kepala yang cukup parah, kemudian ia dinyatakan meninggal dunia.

"Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, tetapi sayangnya dia meninggal," kata kata kepala rumah sakit, Foud Nafaa.

Menurut laporan media Palestina, pria berusia 26 tahun itu terlibat dalam upaya melindungi petani dari kekerasan pemukim Israel.

Ilustrasi mayat. (Antara)

Perkembangan ini menyusul penarikan pasukan Israel dari kota Jenin dan kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki, setelah operasi besar selama sembilan hari.

Baca Juga: 

Geger! Mayat Pria Ditemukan Membusuk Tanpa Busana dalam Rumah di Bogor

Meningkatnya serangan kekerasan oleh pemukim Israel terhadap desa-desa Palestina di Tepi Barat telah memicu meningkatnya kekhawatiran di kalangan sekutu Barat Israel, termasuk Amerika Serikat, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap beberapa individu.

Insiden ini menyusul serangan baru-oleh sekitar 100 pemukim di desa Jit di Tepi Barat utara, yang menuai kecaman dari seluruh dunia dan janji pemerintah untuk mengambil tindakan cepat terhadap mereka yang bersalah atas kekerasan tersebut.

Warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia sering menuduh pasukan Israel hanya berdiam diri selama serangan ini atau berpartisipasi di dalamnya.