Siapa Pemilik Trigana Air? Maskapai yang Alami Kecelakaan di Bandara Papua

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Sep 2024, 15:26
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kecelakaan pesawat Trigana Air dengan nomor registrasi PK-YSP IL293 terjadi di Bandara Kamanap, Kabupaten Kepulauan Yapen, pada Senin (9/9/2024) sekitar pukul 10.40 WIT. Kecelakaan pesawat Trigana Air dengan nomor registrasi PK-YSP IL293 terjadi di Bandara Kamanap, Kabupaten Kepulauan Yapen, pada Senin (9/9/2024) sekitar pukul 10.40 WIT. (Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Trigana Air Service adalah sebuah maskapai penerbangan nasional yang mulai beroperasi pada awal tahun 1991, menggunakan dua pesawat Beechcraft B200 King Air serta dua helikopter NBell-412SP buatan PT DI.

Presiden Direktur Trigana Air Service adalah Rubijanto Adisarwono. Situs resmi Trigana Air Service menjelaskan bahwa pada awal berdirinya, perusahaan ini berfokus pada layanan penerbangan carter untuk keperluan tertentu, seperti pemetaan kawasan hutan.

Untuk mendukung perubahan bisnis tersebut, perusahaan ini kemudian membeli empat pesawat F27-600 sebagai pengganti SKA-B200, dan mulai melayani penerbangan dari Jakarta melalui kontrak dengan perusahaan minyak CONOCO dan Sempati Air.

Pesawat Trigana Air Tergelincir di Bandara Kamanap Serui <b>(Twitter)</b> Pesawat Trigana Air Tergelincir di Bandara Kamanap Serui (Twitter)

Menurut laman Kementerian Perhubungan, Trigana Air Service saat ini mengoperasikan lebih dari 24 rute penerbangan, sebagian besar adalah rute penerbangan perintis. Beberapa rute tersebut termasuk Ambon-Langgur, Jakarta-Pangkalan Bun, serta Jayapura-Wamena.

Trigana Air Service tercatat dalam daftar maskapai Indonesia yang dilarang beroperasi di wilayah Eropa, berdasarkan keputusan Uni Eropa pada akhir Juni 2015 karena alasan keselamatan.

Maskapai ini pernah mengalami beberapa insiden kecelakaan, yang pertama terjadi pada 11 Februari 2010 ketika pesawat ATR42-300 harus mendarat darurat di Bone akibat kerusakan mesin, menyebabkan dua orang terluka parah. Insiden kedua terjadi pada 8 April 2012, saat pesawat DHC-6-Twin Otter melampaui landasan pacu saat mendarat di Bandara Mulia, Papua, mengakibatkan satu orang tewas dan empat orang terluka.

Pesawat ATR-42-300 yang hilang kontak dan diduga mendarat darurat pada Minggu (16/8) adalah pesawat dengan kapasitas 50 tempat duduk dan daya angkut maksimum 4.500 kilogram. Pesawat ini diproduksi oleh ATR (Aerei da Trasporto Regionale atau Avions de transport régional) di Prancis dan Italia.

Halaman
x|close