Ntvnews.id, Beijing - Guru sering dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, dan tak jarang kebaikan mereka menular kepada murid-murid mereka.
Meskipun saling memberikan hadiah selama proses belajar mengajar adalah hal yang umum, insiden yang menimpa seorang Kepala Sekolah TK ini justru menunjukkan sebaliknya.
Dilansir dari SCMP, Rabu, 11 September 2024, seorang kepala sekolah TK di Chongqing, Tiongkok barat daya, dipecat setelah menerima sebuah kotak kecil cokelat senilai 6,16 yuan atau sekitar Rp 13 ribu dari muridnya.
Insiden ini terjadi pada September tahun lalu di Taman Kanak-kanak Sanxia dan memicu perdebatan sengit di masyarakat. Kisah pemecatan Wang, kepala sekolah tersebut, menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian banyak warganet.
Baca Juga: KPK Sebut Kaesang Tak Ada Kewajiban Hukum Laporkan Gratifikasi
Setelah pemecatan tersebut, Wang, kepala Taman Kanak-kanak Sanxia, tidak tinggal diam. Berdasarkan laporan Radio Nasional Tiongkok, Wang mengajukan banding ke Pengadilan Rakyat Distrik Jiulongpo, dengan menyatakan bahwa cokelat tersebut adalah bentuk kasih sayang dan rasa hormat dari muridnya.
Sekolah berargumen bahwa menerima hadiah, termasuk cokelat, melanggar aturan Kementerian Pendidikan yang melarang segala bentuk gratifikasi.
Wang merasa pemecatannya tidak proporsional, terutama karena nilai cokelat tersebut hanya setara dengan Rp 13 ribu. Di pengadilan, Wang mengklaim bahwa tindakan sekolah tersebut tidak adil dan merugikan karirnya sebagai pendidik.
Setelah sidang pertama, pengadilan memutuskan bahwa pemecatan Wang tidak sah. Cokelat yang diterima Wang dianggap sebagai ungkapan terima kasih dari murid, bukan gratifikasi yang melanggar aturan. Namun, pihak sekolah tetap mengajukan banding terhadap keputusan tersebut.
Pengadilan Rakyat Distrik Jiulongpo menyatakan bahwa pemecatan Wang tidak legal setelah mempertimbangkan kasus tersebut. Pengadilan menilai bahwa menerima cokelat dari murid bukanlah pelanggaran serius. Kasus pemecatan sepihak ini menarik perhatian luas dari masyarakat.
Baca Juga: KPK Turun Tangan soal Jet Pribadi Kaesang-Erina Hasil Gratifikasi Atau Bukan
Pengadilan menegaskan bahwa hadiah yang diterima Wang hanyalah bentuk kasih sayang, bukan gratifikasi yang melanggar peraturan. Nilai kecil dari cokelat tersebut menjadi salah satu pertimbangan utama dalam keputusan pengadilan. Pihak sekolah tetap berargumen bahwa tindakan Wang merugikan reputasi taman kanak-kanak tersebut.
Pengadilan akhirnya memutuskan untuk memberikan kompensasi kepada Wang atas pemecatan yang tidak sah. Pengadilan juga menekankan pentingnya mempertimbangkan konteks dalam setiap kasus agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Keputusan untuk memecat Wang karena cokelat seharga Rp 13 ribu menuai banyak kritik dari warganet. Menurut Douyin, kasus ini mendapat banyak perhatian dengan jutaan tampilan dan ribuan komentar. Banyak orang merasa pemecatan tersebut terlalu berlebihan dan bahkan absurd.
Beberapa pengguna media sosial mempertanyakan kebijakan sekolah yang dianggap terlalu kaku. Mereka berpendapat bahwa Wang hanya menunjukkan kasih sayang kepada muridnya, dan hadiah cokelat tersebut tidak seharusnya dianggap sebagai pelanggaran serius.
Kasus pemecatan ini terus menjadi topik hangat di media sosial dan masyarakat luas. Banyak orang menyerukan agar aturan tentang gratifikasi di lingkungan pendidikan diperjelas agar tidak merugikan guru.