Ntvnews.id, Kendari - Proyek pembangunan gerbang megah yang menjadi akses utama menuju Pantai Toronipa, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), kini menjadi sorotan setelah video berdurasi 1 menit viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat tanda-tanda kerusakan pada gerbang yang baru saja diresmikan pada Februari 2024. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat tentang kualitas konstruksi dan pengawasan proyek yang menggunakan anggaran besar.
Keempat gerbang yang dibangun itu tampak seperti bangunan kokoh dengan isi beton. Namun, setelah perekam video mulai mendekat dan melihat kerusakan yang ada, ia merasa terkejut saat mulai merekam video ke arah dalam bangunan tersebut.
https://www.instagram.com/reel/C_vIQClPlCb/?utm_source=ig_embed&ig_rid=0b92716b-257a-415e-8ac2-24de0253d230
Bagaimana tidak, gerbang yang dibangun menggunakan uang rakyat tersebut tampak kopong alias kosong yang hanya ditopang dengan menggunakan beberapa bilah baja. Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya untuk para pengguna jalan.
Gerbang ini dibangun dengan anggaran Rp33 miliar dan didesain menyerupai ikon terkenal di Kota London, Inggris, yaitu Tower Bridge. Proyek ini semula diharapkan menjadi daya tarik wisatawan menuju Pantai Toronipa dan memperkuat sektor pariwisata di wilayah Sultra.
Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, membenarkan bahwa anggaran yang telah disepakati untuk pembangunan gerbang tersebut mencapai Rp33 miliar. Menurutnya, pembangunan gerbang ini telah dilakukan sesuai dengan desain yang disepakati.
Gerbang wisata yang menghubungkan Kota Kendari dengan kawasan Toronipa. (Tiktok)
"Anggaran sesuai kontrak seperti itu jumlahnya. Pilar beton menggunakan Baja, dinding penutup menggunakan GRC sesuai dengan gambar desain yang telah disepakati," jelasnya seperti dilansir dari akun Instagram @lagi.viral pada Rabu, 11 September 2024.
Namun, dengan kondisi gerbang yang sudah mulai rusak meski baru beberapa bulan digunakan, publik mempertanyakan kualitas material dan proses pembangunan yang dilakukan.
Gerbang ini, yang awalnya diharapkan menjadi kebanggaan dan ikon baru Kota Kendari, kini justru menghadapi tantangan dalam menjaga keindahan dan fungsinya.