Ntvnews.id, Jakarta - Istilah susu ikan baru-baru ini menjadi topik perbincangan hangat di masyarakat.
Dimana susu ikan dianggap sebagai alternatif susu sapi yang diusulkan dalam program susu gratis oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Baca Juga:
Sosok 6 Menteri Sosial di Masa Pemerintahan Jokowi, Beberapa Tersandung Kasus Korupsi
PUPR Dapat Anggaran Rp116,23 Triliun di 2025, Buat Lanjutkan IKN Sampai Program Prioritas Prabowo
Program ini menghadapi tantangan karena Indonesia tidak memiliki jumlah sapi perah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan susu sapi dalam negeri.
susu ikan. (Dok.Antara)
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan menyatakan bahwa diperlukan impor sekitar 2 juta sapi perah untuk mendukung program tersebut, sementara saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 400 ribu sapi perah.
Lantas, bagaimana susu ikan dapat menjadi alternatif yang menarik dan bagaimana proses pembuatannya?
Pengolahan Susu Ikan
Susu ikan pertama kali diluncurkan di Indonesia pada Agustus 2023, sebagai inovasi yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM).
Menurut Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, susu ikan ini bukanlah susu yang sepenuhnya terbuat dari ikan. Bahan utama dalam pembuatan susu ikan adalah Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
HPI adalah hasil pengolahan protein ikan melalui proses hidrolisis yang menghasilkan peptida sederhana atau asam amino. Proses ini biasanya melibatkan enzim seperti enzim papain. HPI berbentuk protein kering yang memiliki kandungan protein lebih dari 60%, dan digunakan sebagai bahan dasar susu ikan.
Selain menjadi susu, HPI juga bisa menjadi bahan baku untuk produk pangan lain, seperti pakan ternak, produk farmasi, bahkan pupuk.
Cara Membuat Susu Ikan
1. Siapkan Ikan Segar
Pilih ikan dengan kualitas baik, yang biasanya kaya akan protein dan omega-3, seperti ikan gabus atau tenggiri.
2. Proses Hidrolisis
Proses hidrolisis dilakukan dengan menambahkan enzim seperti papain ke dalam ikan yang telah dibersihkan dan dihancurkan.
Enzim ini akan memecah protein ikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti peptida dan asam amino, sehingga mudah diserap oleh tubuh.
3. Ekstraksi Protein
Setelah hidrolisis, hasilnya adalah cairan yang kaya akan protein ikan. Cairan ini kemudian disaring untuk mendapatkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI) murni, yang akan menjadi bahan dasar susu ikan.
4. Pencampuran dengan Bahan Tambahan
HPI yang sudah diekstraksi kemudian dicampurkan dengan bahan tambahan seperti air, perasa alami (vanila, cokelat, atau stroberi), dan pemanis jika diperlukan. Ini dilakukan untuk meningkatkan cita rasa susu ikan agar lebih lezat dan tidak terasa amis.
5. Pengemasan dan Sterilisasi
Setelah proses pencampuran, susu ikan dikemas dan disterilisasi agar tetap segar dan bebas dari kontaminasi.
Susu ikan ini mengandung EPA, DHA, dan Omega-3 yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk pertumbuhan otak dan kesehatan jantung.
CEO Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Ari, menyebut bahwa susu ikan yang diproduksinya hadir dalam tiga varian rasa: vanila, cokelat, dan stroberi. Yogi juga memastikan bahwa susu ikan tersebut tidak berbau amis dan mudah dicerna, dengan tingkat penyerapan mencapai 96%.
Selain itu, susu ikan juga bebas alergen, menjadikannya pilihan alternatif yang tepat bagi mereka yang alergi terhadap susu sapi. Ini memberi solusi gizi bagi mereka yang kesulitan mengonsumsi produk susu konvensional.