Viral 2 Pria Todongkan Sajam ke Pemilik Warung Madura: Gua Butuh Duit, Bukan Nyawa

Ntvnews.id, Jakarta - Media sosial tengah dihebohkan oleh sebuah insiden yang melibatkan dua orang pria bersenjata yang secara paksa menodong pemilik warung Madura. Kedua pria itu memaksa pemilik warung untuk menyerahkan ponsel mereka, dengan menunjukkan senjata tajam.

Kejadian ini dengan cepat menjadi viral di berbagai platform media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @faktajakarta, yang terlihat pada Rabu, 11 September 2024. Banyak pengguna media sosial yang menyoroti dan membagikan video tersebut.

Aksi pembegalan ini berhasil terekam dengan jelas oleh kamera CCTV yang terpasang di warung tersebut. Dalam rekaman itu, terlihat dengan jelas bagaimana kedua pelaku masuk ke dalam warung, mendobrak etalase, dan dengan cepat mengancam korban. 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

A post shared by Fakta Jakarta (@fakta.jakarta)

Mereka tampak agresif, dan wajah mereka pun terlihat cukup jelas dalam rekaman CCTV tersebut, yang menjadi petunjuk penting untuk diidentifikasi lebih lanjut. Selama aksi tersebut, kedua pelaku mengacungkan senjata tajam berupa celurit besar, ke arah pemilik warung. 

Mereka memaksa korban untuk menyerahkan ponsel yang diminta. Salah satu pelaku bahkan terdengar memohon dengan alasan membutuhkan uang, memberikan gambaran bahwa aksi tersebut mungkin dipicu oleh masalah finansial yang mereka hadapi.

“Gua nggak butuh nyawa, gua butuh HP doang, gua butuh duit,” ujar salah satu pelaku yang terlihat dalam kondisi mabuk saat melancarkan aksinya. 

Viral 2 Pemuda Todongkan Sajam di Warung Madura (Instagram)

Setelah gagal mendapatkan senjata celurit yang diinginkan, salah satu pria bersenjata tersebut tiba-tiba marah dan mulai merusak barang-barang yang ada di dalam warung. Mereka tidak hanya mencuri, tetapi juga sempat menendang etalase warung. 

Kejadian ini dengan cepat menarik perhatian para netizen setelah videonya tersebar di media sosial. Banyak warganet yang berkomentar tentang peristiwa tersebut, mengekspresikan keprihatinan dan ketidaknyamanan atas meningkatnya angka kejahatan yang terekam kamera.