Ntvnews.id, Cirebon - Dalam sidang Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan oleh enam terpidana kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina di Cirebon, salah satu terpidana, Eka Sandi, memberikan kesaksian terkait perlakuan yang ia alami selama proses penangkapan.
Dalam sidang itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mempertanyakan perlakuan yang dialami oleh dirinya dari pihak kepolisian. Eka Sandi menjelaskan bahwa saat penangkapan terjadi, ia baru saja tiba di lokasi setelah meminta adiknya, Aldi, untuk membeli bensin.
“Saya beda, saya baru nyamper disitu, main ya. Jadi dari rumah itu jam 3, saya minta ke ibu buat beli bensin, ngajak si Aldi, adik saya, ‘dek kamu beli bensin nanti aku nunggu di depan SMP 11,” kata Eka Sandi dilansir dari kanal YouTube Nusantara TV.
Tangis Eka Sandi Pecah Usai Diduga Disiksa Oknum Penyidik di Kasus Pembunuhan Vina Cirebon (NTV)
“Saya dianterin lah sama si Aldi ini, saya baru nongkrong, adik saya balik lagi, saya nggak tahu kalau adik saya bawa Saka. Pas gitu gak lama kemudian Eko dateng, baru ngobrol situ, gak lama kemudian ada mobil hitam itu datang langsung berhenti,” ujarnya.
Eka menjelaskan bahwa orang-orang yang keluar dari mobil tersebut langsung menarik dirinya dan memerintahkannya untuk masuk ke dalam mobil. Penyidik saat itu juga menarik orang-orang yang berada di lokasi termasuk Aldi dan Saka.
“(Penyidik) narik-narik lagi dia langsung, ‘masuk kamu masuk’, ‘nanti dulu ada apa’, ‘masuk kamu sudah masuk’. Gak berapa lama kemudian adik saya dateng sama Saka. Lalu ditendang motornya, jatuh kan dua orang itu, saya bilang jangan pak, jangan ada apa ini,” ujarnya.
Terpidana Eka beri kesaksian (YouTube nusantara tv)
Selanjutnya, Eka Sandi dan teman-temannya dibawa ke Polres Cirebon Kota. Selama dalam perjalanan, ia mengaku diperlakukan dengan kasar, termasuk disuruh menyerahkan ponselnya dan mengalami kekerasan fisik.
“Sama kayak si Hadi. saya di situ dipukulin, telinga saya dimasukin rokok yang nyala, ditendang-tendangin, saya ngelihat adik sayai saya lagi diinjek-injek kata saya jangan. Saya aja yang dipukulin. Tetap aja pak, kita diinjek-injek, dipukulin semuanya,” ujarnya.
“Kita disetrumin pak. Disetrumin kayak benda kotak. Maghrib mau Isya kita dipindahin ke tempat tahanan tapi bukan tempat tahanan, karena di situ ada yang minta minum juga, enggak tahu siapa yang minta minumnya, kita juga disuruh minum air kencing,” ungkapnya.