Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak 140 ribu warga Lebanon terpaksa harus mengungsi setelah Israel melakukan serangan. Hal ini disampaikan langsung Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati.
"Arus pengungsi di dalam negeri akibat situasi di Lebanon selatan terus meningkat dan kini telah mencapai 140.000 orang," kata Mikati seperti dikutip oleh layanan pers pemerintah Lebanon pada Rabu 11 September 2024, dilansir Antara.
Baca Juga:
Berpaling dari Amanda Rigby, Andre Taulany Kepincut Tsania Marwa: Kamu Punya Daya Tarik Seksual
Siswa SMA Pesta Miras di Rumah Kosong, Ada Pelajar Perempuannya
Perdana Menteri Mikati juga mencatat bahwa para duta besar dari negara anggota Dewan Keamanan PBB telah diberi tahu selama pertemuan terakhir mengenai situasi di Lebanon selatan, termasuk kerusakan infrastruktur sipil dan kematian warga sipil, dokter, serta pekerja penyelamat akibat serangan Israel.
Lebanon vs Israel (AFP)
"Kami meminta pertemuan Dewan Keamanan untuk membahas agresi yang sedang berlangsung oleh Israel, dan kami mencatat bahwa kami akan mengirimkan keluhan lain kepada Dewan Keamanan, menghormati organisasi internasional dan PBB khususnya," ujar Mikati.
Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat sejak dimulainya operasi militer Israel di Gaza pada Oktober 2023.
Tentara Israel dan pejuang Hizbullah di Lebanon secara rutin menyerang posisi satu sama lain di wilayah perbatasan.
Kementerian Luar Negeri Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa sekitar 100.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan akibat pengeboman Israel.
Di sisi lain, pihak berwenang Israel menyatakan bahwa sekitar 80.000 penduduk di bagian utara negara itu harus mengungsi akibat penyerangan di Lebanon.