Ntvnews.id, Jakarta - Kasus dugaan perundungan atau bullying di SMA Binus School Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan masih terus bergulir.
Dalam hal ini, Pihak Binus School Simprug pun membantah telah terjadi pembiaran dari pihak sekolah seperti tuduhan yang beredar telah terjadi bullying dan pengeroyokan yang dialami oleh salah satu siswa berinisial RE (16 tahun).
Hal tersebut diungkapkan Kuasa Hukum Yayasan Bina Nusantara Otto Hasibuan berdasarkan bukti-bukti secara visual dari CCTV milik Binus School Simprug.
"Yang kita temukan berdasarkan pengelihatan kita secara visual yaitu pengawasan dari manajemen SMA Binus ya, dan berdasarkan CCTV yang ada disana kami lihat itu tidak ada pengeroyokan ya, tidak ada bullying tidak ada pelecehan seksual," ucap Otto dalam konferensi pers, Sabtu (14/9/2024).
Baca juga: Kronologi Kasus Perundungan Siswa Libatkan Anak Ketua Partai di Sekolah Swasta Elit Jaksel
Lanjut kata Otto, peristiwa ini hanya perselisihan antar siswa, namun ada pihak yang menggiring opini seolah sekolah membiarkan adanya tindakan perundungan hingga pelecehan seksual.
"Berdasarkan temuan kami insiden tersebut adalah perselisihan antarsiswa. Temuan tersebut tidak menunjukkan adanya perundungan atau pelecehan seksual," ungkap Otto.
Menurutnya bila dilihat dari rekaman CCTV tidak menunjukkan adanya penganiayaan, hanya ada 2 siswa yang sedang berkelahi di toilet yang melibatkan RE.
"kita putar CCTV-nya ternyata di sana itu yang terjadi adalah adanya misalnya siswa ini sepakat untuk bertinju," jelasnya.
Sebelumnya, RE selaku murid di salah satu sekolah swasta elit di Jakarta Selatan yang sempat viral karena kasus bullying oleh teman-teman sekolahnya. Kini menceritakan kronologi awal mula dirinya dihujat secara mental dan fisik.
Baca juga: Korban Perundungan di Sekolah Swasta Elit Jaksel, Siap Tuntut Keadilan Secara Hukum
Menurut keterangan RE didampingi oleh kuasa hukumnya Sunan Kalijaga dan tim, jika aksi bullying itu bermula saat RE mulai masuk dan pindah sekolah ke Binus School Simprug, Jakarta.
Beberapa anak lama yang diduga satu geng ini mengatai RE mulai dari menyebutnya bau sampah hingga sempat dilecehkan kemaluannya dan dipukuli di toilet.
"Perundungan kepada saya dari siswa lain itu di Binus School Simprug, saya mencoba untuk beradaptasi mendapatkan teman di sekolah tapi mereka semua memperlakukan saya seperti orang yang tidak ada harga dirinya dan tidak layak hidup," kata RE korban perundungan salah satu sekolah swasta elit Jakarta Selatan, 12 September 2024.