Ntvnews.id, Jakarta - Poltracking Indonesia menggelar survei di Kota Batam pada awal September 2024, pasca pendaftaran bakal calon wali kota dan bakal calon wakil wali kota ke KPUD Kota Batam.
Survei dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 4-10 September 2024, dengan sampel 400 responden.
"Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur peta kekuatan elektoral bakal calon wali kota-bakal calon wakil wali kota pasca pendaftaran, serta melihat sejauh mana kemantapan pilihan publik Kota Batam pasca pendaftaran tersebut," ujar Peneliti Utama Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi, Senin (16/9/2024).
Hasil survei didapat temuan pokok dan analisis hasil survei. Pertama, pada simulasi head to head antar bakal calon wali kota Batam antara Amsakar Achmad dan Nuryanto, Amsakar Achmad memperoleh angka elektabilitas 61,7%, sedangkan Nuryanto 19,0%. Sementara simulasi head to head antar bakal calon wakil wali kota Batam antara Hardi Selamat Hood dan Li Claudia Chandra, Li Claudia Chandra memperoleh angka elektabilitas 54,9%, sedangkan Hardi Selamat Hood 20,2%.
"Kedua, pada simulasi head to head pasangan bakal calon wali kota-bakal calon wakil wali kota Batam antara pasangan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra dan pasangan Nuryanto-Hardi Selamat Hood, pasangan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra memperoleh angka elektabilitas 64,8%," papar dia.
"Sedangkan pasangan Nuryanto-Hardi Selamat Hood 21,1%," imbuh Masduri.
Ketiga, hasil survei memperlihatkan peta sebaran pemilih berdasarkan usia. Yaitu pemilih dari kelompok gen Z atau 22 tahun ke bawah, milenial muda yakni 22-30 tahun, milenial matang yakni 31-40 tahun, generasi X 41-52 tahun serta baby boomers dan silent gen atau 53 tahun ke atas. Mereka semua cenderung kepada pasangan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra.
"Sedangkan peta sebaran pemilih berdasarkan tipologi pemilih, pemilih rasional, psikologis dan sosiologis cenderung kepada Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra," tuturnya.
Keempat, hasil survei menunjukkan persoalan paling pokok yang dihadapi oleh masyarakat Kota Batam saat ini, yaitu harga-harga kebutuhan pokok mahal sebanyak 44,4%. Lalu, diikuti susah mencari lapangan kerja 28,3%, biaya pendidikan-menengah mahal 8,1%, dan biaya berobat/kesehatan mahal 6,8%.
Kemudian, kepengurusan izin administrasi/birokrasi sulit 4,7%, sarana/transportasi/infrastruktur tidak memadai 2,2%, serta masalah keamanan dan ketertiban masyarakat 1,6%.
Kelima, hasil penelitian ini pun memperlihatkan, sebanyak 94,4% publik mengatakan mengetahui jika Pilkada Kota Batam akan dilaksanakan secara serentak pada November 2024. Lalu, 75,5% publik Kota Batam mengatakan tidak akan mengubah pilihan terhadap bakal calon wali kota-bakal calon wakil wali kota Batam, sedangkan 15,2% mengatakan masih mungkin mengubah pilihan.
"Di antara yang masih mungkin mengubah pilihan, akan memantapkan pilihannya pada masa kampanye 46,9%, diikuti pada hari H pelaksanaan pemilihan 32,7%, pada masa tenang kampanye 10,2% dan saat penetapan calon 4,1%," papar dia.
Masduri mengatakan, temuan ini merupakan potret terbaru dari survei yang dilakukan pada awal September 2024. Sehingga berbagai kemungkinan masih berpotensi terjadi.
"Tergantung isu dan konstelasi politik jelang hari pemilihan pada 27 November 2024," ucapnya.
Adapun klaster survei ini menjangkau 12 kecamatan di Kota Batam secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, dan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
"Survei ini memiliki margin of error +/- 4,9%, dengan tingkat kepercayaan 95%," tandas Masduri.