Ntvnews.id, Afrika - Afrika sedang mengalami fenomena retakan yang tidak lazim, menyebabkan permukaan benua tersebut terpecah menjadi dua bagian. Para pakar memproyeksikan bahwa retakan ini akan membentuk sebuah pulau besar baru di wilayah tersebut di masa mendatang.
Dilansir dari Live Science, Rabu, 15 Mei 2024, retakan yang dikenal sebagai East African Rift (EAR) terlihat jelas di bagian timur Afrika, membentang sepanjang 6.400 kilometer.
Diperkirakan bahwa proses retakan ini akan terus berlanjut selama beberapa juta tahun ke depan, akhirnya menyebabkan Afrika terbagi menjadi dua bagian.
Fenomena ini berbeda dari retakan biasa yang terjadi karena pergeseran tektonik yang menjauh, menyebabkan pemisahan lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer.
Retakan di Benua Afrika (Istimewa)
Sebaliknya, East African Rift (EAR) terjadi karena gerakan tegak lurus dan paralel. Sehingga, permukaan Bumi tampak seperti terbelah ke segala arah.
Selain itu, fenomena ini juga diperkirakan akan menyebabkan Afrika sering dilanda gempa bumi. Struktur batuan di wilayah yang mengalami retakan juga akan sering mengalami pecah.
Meskipun pembelahan daratan bukanlah hal baru, sebelumnya retakan telah memisahkan benua dan membentuk Samudera Atlantik Selatan ratusan juta tahun yang lalu. Pada saat itu, permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan.
Proses penipisan Litosfer membuatnya jatuh dan membentuk lembah. Air kemudian memenuhi cekungan tersebut akibat rembesan magma dari inti Bumi yang membeku.
Nampaknya hal serupa juga akan terjadi di Afrika di masa depan. Dalam puluhan juta tahun mendatang, dasar laut akan membentuk pada retakan tersebut. Samudera juga akan tersambung nantinya.
Pada akhirnya luas Afrika akan menyusut dan terdapat pulau besar di Samudera Hindia. Pulau itu merupakan bagian dari wilayah Ethiopia dan Somalia.