9 Orang Tewas dan Ribuan Terluka Akibat Ledakan Massal Penyeranta di Lebanon

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Sep 2024, 08:58
Adiansyah
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ledakan Masal Penyeranta di Lebanon Ledakan Masal Penyeranta di Lebanon (Antara)

Ntvnews.id, Lebanon - Sebuah tragedi besar melanda Lebanon ketika ledakan massal terjadi pada perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai penyeranta atau pager pada Selasa, 17 September 2024.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad, mengonfirmasi bahwa setidaknya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam insiden tersebut.

Baca Juga: 

140 Ribu Warga Terpaksa Mengungsi dari Lebanon Selatan Usai Israel Lakukan Serangan

Selain korban jiwa, sekitar 2.750 orang mengalami luka-luka, dengan 200 di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Mengutip dari Antara, media Lebanon menduga perangkat tersebut meledak usai Israel meretas sistem komunikasi.

Sementara itu, Hizbullah mengkonfirmasi dua anggotanya ikut tewas dan beberapa terluka dalam ledakan masal itu.

Ledakan Masal Penyeranta di Lebanon  <b>(Antara)</b> Ledakan Masal Penyeranta di Lebanon (Antara)

“Sekitar pukul 3:30 siang (8:30 malam WIB) pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat penyeranta yang digunakan oleh berbagai anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak,” kata kelompok tersebut di sebuah pernyataan.

Baca Juga: 

Perang Makin Dekat, AS Minta Warganya Tinggalkan Lebanon!

Kelompok ini menganggap Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan “balasan yang adil dari pihak yang tak terduga” terhadap Tel Aviv. Namun belum ada tanggapan dari Israel mengenai insiden tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Lebanon mendesak semua warga negara yang memiliki perangkat komunikasi penyeranta untuk segera membuangnya.

Ledakan massal ini terjadi di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza.

Hal ini telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

x|close