Ntvnews.id, Jakarta - Lebanon menghadapi situasi kritis setelah ledakan perangkat pager yang menewaskan sembilan orang dan melukai ribuan lainnya pada Selasa, 17 September 2024.
Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi, mengumumkan penutupan semua sekolah dan institusi pendidikan sebagai bentuk protes terhadap kekerasan yang terjadi.
Baca Juga:
10 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Bus Maut di Iran
Pria Kehilangan Penis saat Kecelakaan Motor
"Kami mengumumkan penutupan sekolah negeri dan swasta, Universitas Lebanon, serta semua institusi pendidikan tinggi swasta pada Rabu, sebagai bentuk kecaman atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh musuh Israel terhadap warga sipil," ujarnya dikutip dari Antara.
Ledakan Masal Penyeranta di Lebanon (Antara)
Perlu diketahui dalam ledakan tersebut, sekitar 2.750 orang terluka, dengan 200 di antaranya dalam kondisi kritis.Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa anak-anak termasuk di antara yang tewas.
Media lokal melaporkan bahwa ledakan terjadi setelah sistem komunikasi oleh Israel diduga diretas. Hizbullah, kelompok bersenjata yang terlibat dalam konflik ini, mengonfirmasi bahwa beberapa anggotanya juga menjadi korban dalam insiden ini dan menuduh Israel bertanggung jawab.
Menteri Halabi menyerukan kepada dunia untuk mengecam tindakan Israel dan menghentikan apa yang disebutnya sebagai "mesin pembunuh" yang menyerang warga sipil.