Pengalaman Mengerikan Dokter Djaja Tangani Pasien Pake Jimat, Jarumnya Patah Terus

NTVNews - 16 Mei 2024, 07:00
Dedi
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Dokter Djaja Surya Atmadja Dokter Djaja Surya Atmadja (Tangkapan Layar: Instagram)

Ntvnews.id, Jakarta - Nama dokter Djaja Surya Atmadja sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial karena menjadi saksi dalam kasus yang menyeret nama Jessica Wongso dalam pembunuhan Mirna Salihin. Dia menjadi saksi ahli untuk menyelesaikan kasus pembunuhan tersebut. 

Kini, dr. Djaja Surya Atmadja sering muncul dalam berbagai podcast untuk menceritakan kabar kesehatan maupun menceritakan pengalaman-pengalaman yang pernah dialami. Ia saat ini praktik sebagai dokter forensik di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat. 

Dokter Djaja diketahui merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 1986. Dia kemudian melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis kedokteran forensik dan studi medikolegal di kampus yang sama pada tahun 1990 silam. 

Dokter Djaja Surya Atmadja <b>(Tangkapan Layar: Instagram)</b> Dokter Djaja Surya Atmadja (Tangkapan Layar: Instagram)

Sepanjang kariernya di dunia medis, dr. Djaja mengaku sering mengalami berbagai hal di luar nalar dan logika manusia. Pengalaman tersebut diungkapkan oleh sang dokter ketika menjadi bintang tamu di konten milik Feni Rose.

Pada saat itu, dr. Djaja Surya Atmadja mengaku sempat memeriksa seorang pasien yang kebal atau memiliki kemampuan tersebut. Pada saat itu ia sedang bertugas di UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit dengan korban pembacokan.  

"Ada orang dibacok, terus mau dijahit. Jarumnya patah. Saya ngomong sama dokter lain, ini jarumnya patah lagi, patah lagi ini padahal jarum baru," cerita dr. Djaja seperti dilansir dari kanal YouTube Feni Rose Official pada Rabu, 15 Mei 2024. 

Dokter Djaja Surya Atmadja <b>(Tangkapan Layar: TikTok)</b> Dokter Djaja Surya Atmadja (Tangkapan Layar: TikTok)

Pasien tersebut kemudian meminta maaf kepada dr. Djaja yang sedang kebingungan dan mengeluarkan sesuatu dari kantong korban pembacokan tersebut. "Ini saya mesti taruh ini," ungkap dr. Djaja menirukan perkataan sang pasien saat itu.

Dokter Djaja mengatakan bahwa benda tersebut berupa kain merah yang diikat dan berisi tulisan-tulisan. Setelah benda yang diduga sebagai jimat itu diletakkan, pasien tersebut akhirnya bisa dijahit oleh tim dokter. 

"Setelah ditaruh gitu (jimatnya), lalu bisa dijahit (pasiennya)," papar dr. Djaja.



x|close