Ntvnews.id, Beirut - Kelompok Hizbullah mengklaim telah meluncurkan serangan roket terhadap posisi artileri Israel pada Rabu, 18 September 2024 waktu setempat. Serangan ini merupakan yang pertama setelah ribuan pager meledak di berbagai wilayah Lebanon.
Dilansir dari reuters, Jumat, 20 September 2024, badan intelijen Israel, Mossad, diduga menanam bahan peledak dalam ribuan pager yang diimpor oleh Hizbullah beberapa bulan sebelum ledakan besar terjadi pada Selasa, 17 September 2024.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat ledakan pager meningkat menjadi sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak. Salah satu anak yang menjadi korban adalah bocah perempuan berusia 10 tahun, anak dari salah satu anggota Hizbullah.
Baca Juga: Sumpah Ini Keluar Dari Hizbullah Usai Israel Lakukan Ledakan Pager
Hampir 3.000 orang lainnya terluka, termasuk banyak anggota Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, akibat ledakan pager tersebut.
Sementara itu, perusahaan Taiwan bernama Gold Apollo membantah bertanggung jawab atas produksi pager yang meledak di Lebanon. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa perangkat tersebut diproduksi di bawah lisensi di Eropa oleh sebuah perusahaan bernama BAC yang berbasis di Budapest, Hungaria.
Belum ada pengumuman resmi dari Hizbullah terkait kapan tepatnya serangan roket ke Israel dilancarkan. Namun biasanya Hizbullah segera mengumumkan serangan setelah melakukannya, yang menunjukkan kemungkinan serangan terhadap artileri Israel terjadi pada Rabu (18/9) waktu setempat.
Hizbullah telah berjanji untuk membalas Israel atas berbagai serangan di Lebanon. Hingga kini, Tel Aviv belum memberikan pernyataan terkait insiden ledakan massal di Lebanon.
Baca Juga: Memanas! Komandan Top Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel
Selain ledakan pager, Lebanon juga dilanda gelombang ledakan kedua, kali ini melibatkan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah. Beberapa walkie-talkie meledak saat dibawa oleh anggota Hizbullah yang menghadiri pemakaman rekannya yang tewas dalam ledakan pager.
Laporan AFP menyebut bahwa ledakan walkie-talkie ini memicu kepanikan di pemakaman. Sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya terluka akibat ledakan tersebut pada Rabu pekan ini.
Rangkaian insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel, yang telah terlibat bentrokan lintas perbatasan sejak perang di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Ledakan di Lebanon ini memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.