Ntvnews.id, Jakarta - Baru-baru ini Ustaz Adi Hidayat menjawab kritikan dari pendakwah Muflih Safitra soal dakwahnya tentang musik. Seperti diketahui, Ustaz Adi Hidayat alias UAH sempat menggelar dakwah bertema Musik dalam Timbangan Al Quran dan Sunnah pada Minggu, 5 Mei lalu.
Ceramah tersebut dilaksanakan setelah Sholat Subuh di Masjid Al-Azhar Jakapermai, Kalimalang, Bekasi. Namun sayang, isi ceramah Ustaz Adi Hidayat tersebut terkena kritikan dari Ustaz Muflih Safitra sebagai sosok yang beraliran Salafi.
"Emang berdalilnya beliau (UAH) ini banyaknya di cocoklogi, dipaksakan, tidak berlandaskan manhaj salafus shalih, tidak menyandarkan pemahamannya pada para ulama yang mu'tabar, para ulama yang benar-benar ahli tafsir," ujar Ustaz Muflih Safitra.
Ustaz Adi Hidayat (Tangkapan Layar: Instagram)
Menanggapi hal ini, UAH kemudian langsung memberikan klarifikasinya. Ia menjelaskan bagaimana pandangan dirinya yang berdasarkan dari kesukaan diri sendiri, UAH mengatakan bahwa dia memang tidak menyukai musik.
Pertama saya menyampaikan sikap, sebelum menyampaikan hukum. Sikap saya terhadap musik, karena saya senang dan cinta Quran dan berharap menjadi bagian dari ahli Quran, maka posisi saya menjauhi musik, karena saya tidak suka musik," kata UAH yang diunggah dalam akun Indonesia Mengaji.
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa dirinya tidak sama sekali mengatakan bahwa musik adalah sesuatu yang halal maupun haram. Hal tersebut dilakukan karena secara pribadi dirinya memang menjauhi musik karena tidak suka.
Ustaz Adi Hidayat (Tangkapan Layar: YouTube)
“Kemudian sampailah pada saya menjelaskan mengenai surat Asy-Syuaraa. Saya sampaikan makna Asy-Syuaraa jamak dari kata syair, syair itu artinya begini dan sebagainya. Nah, yang dicuplikan itu yang itunya saja. Syair pemusik. Lalu disimpulkan dan dibuat framing, ada surat musik di Quran, ustaz ini menghalalkan musik begitu," paparnya.
“Kapan saya mengatakan? Kapan saya mengatakan kalau saya menghalalkan musik, dan sejak kapan saya mengatakan juga saya mengharamkan musik? Sikap saya jelas, saya menjauhi musik, saya tidak suka musik," pungkasnya.
Selain itu, dalam sebuah kesempatan UAH menyarankan supaya berbagai kritikan soal ceramah dan isu keagamaan dilakukan di tempat yang lebih formal misalnya di Majelis Ulama indonesia guna memastikan semua pihak mendengar dan memahami dengan baik.