Sosok Anura Kumara Dissanayake, Presiden Sri Lanka yang Baru saja Terpilih

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Sep 2024, 13:36
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake (NDTV)

Ntvnews.id, Kolombo - Anura Kumara Dissanayake terpilih sebagai presiden ke-9 Sri Lanka, negara yang tengah dilanda krisis keuangan, dengan kemenangan yang signifikan pada Minggu.

Dissanayake, yang lebih dikenal dengan inisial AKD, menjadi presiden pertama Sri Lanka yang terpilih melalui putaran kedua pemilihan, setelah gagal mendapatkan 50 persen suara pada putaran pertama.

Dia berhasil mengumpulkan lebih dari 5,74 juta suara atau 55,89 persen dari total suara sah, mengalahkan saingan terdekatnya, pemimpin oposisi Sajith Premadasa, yang memperoleh sekitar 4,53 juta suara.

Sosok Anura Kumara Dissanayake

Dissanayake lahir pada November 1968 dari keluarga buruh di Anuradhapura, Provinsi Utara Tengah. Dia menempuh pendidikan di Thambuthegama Gamini Maha Vidyalaya dan Thambuthegama Central College.

Baca Juga: Jumlah Kementerian Era Prabowo jadi 44, Surya Paloh: Itu Hak prerogatif Presiden

Sejak masa sekolah, dia aktif di Janatha Vimukthi Peramuna (JVP), partai komunis dengan ideologi Marxis-Leninis. Dissanayake juga terlibat dalam gerakan politik mahasiswa di Universitas Kelaniya sebelum bergabung dengan politbiro JVP pada 1995.

Ayah satu anak ini telah menjadi anggota parlemen sejak September 2000. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian, Peternakan, Tanah, dan Irigasi pada 2004-2005 serta ketua oposisi pada 2015-2018.

Pada 2014, Dissanayake diangkat menjadi pemimpin JVP, yang dulunya adalah gerakan revolusioner. Dia memimpin dua pemberontakan gagal untuk mendirikan negara sosialis, yang menelan korban lebih dari 80.000 jiwa.

Dalam pemilihan parlemen Agustus 2020, JVP hanya meraih kurang dari 4 persen suara. Dissanayake sendiri mencalonkan diri dalam pilpres 2019 sebagai kandidat dari National People's Power (NPP) dan menempati posisi ketiga dengan 3 persen suara. NPP kembali mendukungnya dalam pemilihan 2024.

Meskipun hasilnya mengecewakan pada 2019, krisis ekonomi 2022 yang menyebabkan jatuhnya pemerintah memberikan peluang bagi Dissanayake. Dengan dukungan dari generasi muda yang kecewa dengan politikus lama, dia berkampanye untuk mengubah budaya politik "korup" di Sri Lanka.

Baca Juga: Didoakan DPR Jadi Menkeu Lagi di Era Prabowo, Sri Mulyani Jawab Ini

Selain menghadapi masalah korupsi, Dissanayake juga harus menangani krisis ekonomi yang parah dan menjaga stabilitas negara, tantangan yang menurut para analis tidak mudah.

Tingkat kemiskinan di Sri Lanka melonjak dua kali lipat menjadi 25 persen pada 2021-2022, dengan lebih dari 2,5 juta orang hidup dengan pendapatan kurang dari 3,65 dolar AS per hari.

Para ahli memperingatkan bahwa ekonomi Sri Lanka masih belum pulih dari krisis, mengingat negara tersebut memiliki utang luar negeri sebesar 46 miliar dolar AS.

Sejak gagal membayar utang pada 2022, Sri Lanka belum melanjutkan pembayaran. Analis meyakini bahwa menjalankan program IMF dan membuat perubahan untuk meringankan beban masyarakat miskin akan menjadi tantangan berat bagi presiden baru ini.

x|close