Ntvnews.id, Gorontalo - Seorang guru yang diduga terlibat dalam video tidak senonoh di Kabupaten Gorontalo telah dinonaktifkan dari tugasnya. Langkah ini diambil karena ia telah melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, guru tersebut diduga sering melakukan tindakan serupa.
Berdasarkan informasi dari penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gorontalo, Brigadir Jabal Nur menguraikan kronologi kejadian tindakan tidak pantas yang melibatkan oknum guru dan salah satu siswinya.
Menurut pengakuan dari guru tersebut, tindakan tidak senonoh itu telah berlangsung sejak September 2022. Bahkan, insiden yang paling ekstrem dilaporkan terjadi sepanjang tahun 2023 dan sudah dilakukan berulang kali oleh keduanya.
Guru yang Viral Lagi 'Wik-Wik' Sama Siswi di Gorontalo (IG: info Negri)
Buntut dari viralnya video syur guru dan murid tersebut, saat ini guru yang diketahui mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia ini untuk sementara waktu tidak diberi tugas mengajar.
“Saat ini, guru tersebut telah dijatuhi sanksi berupa penghentian sementara dari jadwal mengajar. Untuk sanksi lebih lanjut, kami masih menunggu keputusan dari pihak yang lebih tinggi,” ungkap Kepala Sekolah, sebagaimana dikutip dari akun Instagram @info.negri.
“Itu adalah batas kewenangan saya sebagai kepala sekolah. Selebihnya menjadi tanggung jawab lembaga,” tambahnya.
Kepala Sekolah juga menjelaskan bahwa hubungan antara guru tersebut dan siswi telah dilaporkan sejak tahun 2023. Menanggapi laporan tersebut, pihak sekolah telah memanggil kedua pihak untuk dikonfirmasi.
Oknum Guru dan Murid di Gorontalo (Twitter)
“Pada pemeriksaan awal, keduanya menyangkal. Mereka tidak mengakui adanya hubungan khusus,” ujarnya.
Pada bulan Agustus 2024, pihak sekolah kembali memanggil mereka. Kali ini, pemanggilan dilakukan karena istri dari guru tersebut telah melaporkan suaminya kepada kepala sekolah.
“Sebelum video itu beredar, saya sudah memanggil keduanya untuk kedua kalinya. Kali ini, pemanggilan didasarkan pada laporan istri dari guru tersebut,” ungkap Kepala Sekolah.
Untuk siswi yang terlibat, pihak sekolah telah memanggil orang tua atau walinya dan berencana membantu melanjutkan pendidikan di sekolah lain.