5 Kasus yang Menyeret Guru dan Murid Paling Heboh di Indonesia, Ada yang Sampai Meninggal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Sep 2024, 15:45
Dedi
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan pada Anak Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan pada Anak (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Hubungan antara guru dan murid adalah fondasi utama dalam dunia pendidikan, di mana interaksi yang positif dapat membentuk lingkungan belajar yang inspiratif dan mendukung. Dalam konteks ini, peran guru tidak hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga sebagai pembimbing dan motivator yang mampu mendorong potensi setiap murid. 

Keterbukaan, empati, dan komunikasi yang baik antara guru dan murid menjadi kunci untuk menciptakan ikatan yang kuat, memungkinkan murid merasa dihargai dan termotivasi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Namun, hal tersebut sering kali tidak terjadi seperti dalam beberapa kasus berikut ini. 

1. Guru aniaya murid karena tidak pakai ikat pinggang

Ilustrasi kekerasan pada anak <b>(Freepik)</b> Ilustrasi kekerasan pada anak (Freepik)

Seorang guru inisial HM melakukan tindakan kekerasan terhadap lima siswa yang tidak mengenakan ikat pinggang di SMA Negeri 12 Bekasi. Tindakan penganiayaan tersebut terekam dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial pada bulan Februari 2020.

Insiden dimulai ketika guru tersebut menemukan lima siswa yang tidak memakai ikat pinggang. Kemudian, kelima siswa yang bernama MEA, PGP, DZ, AYA, dan WS dipukul secara sembarangan oleh HM di hadapan siswa-siswa lainnya yang juga berkumpul.

2. Dua guru aniaya murid karena datang terlambat

Dua orang guru yang berinisial CCS dan SY melakukan penganiayaan terhadap seorang siswa bernama MHD di SMA Shafiyyatul Amaliyah, Medan, pada bulan Oktober 2018. Saat itu, MHD mengalami penganiayaan karena terlambat tiba di sekolah.

Kedua guru itu memukul kaki MHD dengan gagang sapu ijuk dan membenturkan kepala MHD ke dinding dan mencekik lehernya menggunakan dasi. Akibatnya, kedua guru tersebut ditetapkan tersangka dalam kasus penganiayaan dan diberhentikan dari tugas mengajar. 

3. Guru aniaya murid yang membuat kegaduhan di kelas

Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan pada Anak <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan pada Anak (Pixabay)

Seorang guru berinisial A melakukan tindakan kekerasan terhadap siswi bernama D di SMP Negeri 1 Camplong, Sampang, Madura, pada bulan September 2021. Penganiayaan ini terjadi setelah D diduga membuat kebisingan di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

Menyaksikan hal itu, guru A marah dan memukul kepala D dengan balok. Akibat dari insiden tersebut, D mengalami luka memar dan melaporkan kejadian itu kepada kepolisian sebagai kasus penganiayaan.

4. Guru aniaya murid karena adanya salah paham

Seorang guru yang dikenal dengan inisial P melakukan penganiayaan terhadap siswa bernama HCD di SD Negeri 3 Panusupan pada bulan Februari 2016. Kasus ini bermula saat para siswa melakukan kerja bakti untuk membersihkan area sekolah.

HCD diminta oleh wali kelasnya untuk membersihkan tempat lain. Namun, P malah melarangnya dan menghakimi HCD hingga menendang perutnya, yang menyebabkan luka memar di bagian tulang rusuk kanan.

5. Guru aniaya murid karena tidak mengerjakan PR

Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan <b>(pixabay)</b> Ilustrasi Penganiayaan atau Kekerasan (pixabay)

Seorang guru yang berinisial SK (40) melakukan tindakan kekerasan ini pada 2021 sillam di Kabupaten Alor, NTT, karena siswanya tidak menyelesaikan PR. Akibat dari penganiayaan tersebut, siswa bernama MM mengalami bengkak di leher, bokong, dan betis.

Guru bahasa Inggris itu dilaporkan memukul MM di kepala dengan tangannya, menendang bokongnya, dan memukul betisnya dengan sepotong bambu. MM (13) sempat dirawat selama sepuluh hari di RS Kalabahi, tetapi akhirnya meninggal dunia pada hari Selasa (26/10/2021).

x|close