Prabowo: Dunia Tidak Baik-baik Saja, Perang Dunia Ketiga di Depan Mata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Sep 2024, 17:59
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghadiri rapat kerja terakhir dengan anggota Komisi I DPR periode 2019-2024.

Rapat ini membahas tahap I dari lima RUU mengenai kerja sama pertahanan dengan negara-negara seperti India, Prancis, Brasil, Kamboja, dan Uni Emirat Arab.

Prabowo menyampaikan, situasi global sedang tidak stabil. Dunia berada di ambang potensi Perang Dunia Ketiga.

"Saudara-saudara sekalian, situasi dunia saat ini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Ada suatu ketegangan yang sangat-sangat runcing di belahan dunia yang masih jauh tetapi sangat berpengaruh ke seluruh dunia," ujar Prabowo dalam Raker Menhan dengan Komisi I DPR, Rabu, 25 September 2024.

Baca Juga: Menhan Prabowo Sambangi Komisi I DPR, Bahas 5 RUU

"Bahkan para pakar-pakar pertahanan dan strategi dunia mengatakan, kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat mendekati kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga," sambungnya.

Prabowo khawatir bila Perang Dunia Ketiga terjadi, kemungkinan besar akan melibatkan perang nuklir. Meski Indonesia tidak terlibat, lanjut Prabowo, negara ini tetap akan merasakan dampak yang sangat signifikan.

"Kita mengerti kalau pecah perang dunia ketiga akan terjadi perang nuklir. Kalau terjadi perang nuklir di dunia walaupun kita tidak terlibat, saya kira kita akan merasakan dampaknya yang sangat berat," tuturnya.

Baca Juga: Prabowo Bertemu Presiden Marcos Jr. di Filipina: Pererat Kerja Sama Indonesia-Filipina Sebelum Dilantik

Menteri yang juga Presiden terpilih ini juga mengingatkan tidak ada yang dapat memprediksi terjadinya Perang Dunia Ketiga. Ia kemudian mengacu pada sejarah Perang Dunia Pertama dan Kedua, di mana banyak orang meragukan kemungkinan terjadinya perang besar tersebut.

"Banyak ahli pada saat itu meremehkan. Tapi sejarah menunjukkan bahwa kalau ada dua atau tiga kekuatan yang ingin memaksakan kehendaknya, perang itu meletus," jelas Prabowo.

 

x|close