Ntvnews.id, Madrid - Penyelam spesialis telah melakukan survei terhadap reruntuhan kapal pesiar mewah senilai USD 40 juta atau sekitar Rp 606 miliar yang tenggelam di lepas pantai Sisilia pada Agustus lalu.
Superyacht bernama Bayesian yang tenggelam itu menewaskan tujuh orang, termasuk taipan teknologi asal Inggris, Mike Lynch.
Dilansir dari BBC, Jumat, 27 September 2024, penyelam meminta pengamanan ketat untuk menjaga kapal tersebut.
Menurut beberapa sumber, ada kekhawatiran bahwa data sensitif yang disimpan di dalam brankas kapal pesiar Bayesian dapat menarik perhatian pemerintah asing.
Baca Juga: Kapal Terbakar di Pelabuhan Muara Baru Penjaringan, Asap Tebal Membumbung Tinggi
Jaksa Italia telah membuka penyelidikan kriminal terkait tuduhan pembunuhan dan kelalaian atas tenggelamnya kapal sepanjang 56 meter itu. Mereka menduga bahwa kapal tersebut mungkin menyimpan data sangat rahasia yang berkaitan dengan beberapa badan intelijen Barat.
Empat sumber yang mengetahui penyelidikan ini menyebutkan bahwa kapal tersebut terkait dengan badan intelijen Inggris, Amerika, dan lainnya melalui beberapa perusahaan yang dimiliki Lynch, termasuk perusahaan keamanan siber Darktrace yang ia dirikan.
Darktrace dijual ke perusahaan ekuitas swasta asal Chicago, Thoma Bravo, pada April. Lynch, yang istrinya memiliki kapal tersebut melalui perusahaan Revtom Limited, juga pernah menjadi penasihat teknologi dan keamanan siber bagi Perdana Menteri Inggris, David Cameron dan Theresa May.
Baca Juga: Dinar Candy Nekat Jual Mobil Alphard Demi Bisnis Kapal Tongkang dengan Ko Apex
Kapal tenggelam tersebut, yang berada di kedalaman sekitar 50 meter, diduga memiliki brankas kedap air berisi dua hard drive super terenkripsi dengan data sangat rahasia.
"Keamanannya melibatkan kode sandi dan informasi sensitif lainnya," ujar seorang pejabat yang terlibat dalam penyelamatan yang meminta identitasnya dirahasiakan. Penyelam spesialis menggunakan kamera jarak jauh untuk menyisir bangkai kapal secara ekstensif.