Kesal dengan Honorer Titipan, Mendagri: Datang Jam 8, Pulang Jam 10!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Sep 2024, 15:58
Moh. Rizky
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Mendagri Tito Karnavian. (Antara) Mendagri Tito Karnavian. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti buruknya kinerja sejumlah tenaga honorer pemerintah. Terutama tenaga honorer yang masuk melalui jalur titipan. Kebanyakan dari mereka, ditempatkan pada bagian administrasi dan umum pada pemerintah daerah.

Tito mengungkapkan, banyak tenaga honorer yang ditugaskan di pemerintah daerah (pemda), berasal titipan dari tim sukses (timses) kepala daerah yang memenangkan pilkada.

"Tapi yang tenaga umum itu tim sukses. Mereka begitu menang yang didukung, dijadikan tenaga honorer. Jam 8 datang, jam 10 sudah pulang, kan repot," kata Tito, Jumat (27/9/2024).

Tito menegaskan, pegawai honorer apa pun mekanisme rekrutmennya, seharusnya tetap bekerja secara profesional. Ia pun mencontohkan perekrutan tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga pendidikan (guru), yang dinilainya sudah sesuai karena direkrut berdasarkan skill dan latar belakang pendidikan.

"Honorer ini banyak ada tiga ya, ada yang skill itu pendidikan (guru), kesehatan terutama ya, dokter, bidan itu fine lah. (Ketiga) tenaga umum itu (asalnya titipan) tim sukses," jelas Tito.

Tito mengungkapkan, dari tahun ke tahun jumlah tenaga honorer kian bertambah. Tak jarang, para tenaga honorer ini di kemudian hari menuntut pemerintah mengangkat mereka menjadi aparatur sipil negara (ASN).

"Nanti kalau ganti kepala daerah, terpilih lagi, yang tim sukses yang lama honorer masih tetap ada, diberhentiin mereka marah, demo, yang tim sukses pejabat yang baru, kepala daerah baru, nambah lagi," jelas dia.

Sebelumnya, Tito menyebut banyaknya tenaga honorer bisa membebani keuangan daerah. Ini terlihat dari besarnya porsi belanja pegawai dalam APBD di banyak daerah di Indonesia.

"Dikasih kerjaan, jam 8 masuk, tidak punya keahlian, jam 10 sudah ngopi-ngopi, sudah hilang. Terus numpuk jumlah tenaga honorer yang tidak punya keahlian khusus. Sudah transfer pusatnya 90 persen, 90 persen itu dipakainya sebagian besar itu buat belanja pegawai, mulai dari gaji, tunjangan," tandasnya.

x|close