Ntvnews.id, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki sejarah yang panjang dan penuh perjuangan, dalam mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.
Terbentuknya TNI tidak lepas dari dinamika perlawanan rakyat terhadap penjajahan, baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.
Baca Juga:
Kesal dengan Honorer Titipan, Mendagri: Datang Jam 8, Pulang Jam 10!
DPR Meradang, Menteri Agama Gus Yaqut Mangkir Rapat Terakhir
Artikel ini akan membahas bagaimana kekuatan militer ini tumbuh dan berkembang seiring dengan perubahan zaman.
Ilustrasi Anggota TNI (ANTARA)
Cikal bakal TNI dimulai setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, para pemuda dan pejuang kemerdekaan merasa perlu untuk membentuk sebuah organisasi militer guna melindungi kedaulatan negara yang baru berdiri.
Pada tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah Indonesia membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
TKR didirikan untuk menghadapi ancaman militer, baik dari dalam maupun luar negeri. Di bawah pimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman, TKR menjadi kekuatan yang solid dalam menghadapi pasukan Belanda yang berusaha merebut kembali Indonesia.
TKR kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada tahun 1946, dan akhirnya menjadi TNI pada tahun 1947.
TNI memainkan peran sentral dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia selama masa agresi militer Belanda pada 1947 dan 1948.
Meskipun kalah dalam persenjataan dan kekuatan, TNI mengandalkan taktik gerilya yang berhasil melemahkan Belanda.
TNI juga berkolaborasi dengan laskar-laskar rakyat yang terdiri dari kelompok-kelompok bersenjata yang tidak terorganisir secara resmi, kolaborasi ini memperkuat posisi Indonesia di mata internasional dan membantu diplomasi yang akhirnya berujung pada pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949.
Selama era Orde Baru, TNI yang saat itu tergabung dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) memegang peran dwifungsi, yaitu sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, serta sebagai kekuatan sosial-politik.
Namun, setelah runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, tuntutan reformasi muncul untuk memisahkan militer dari ranah politik. TNI mengalami transformasi besar di bawah semangat reformasi ini.
Memasuki abad ke-21, TNI terus berupaya untuk meningkatkan profesionalismenya melalui modernisasi alutsista dan pengembangan teknologi pertahanan.
TNI saat ini memiliki tiga matra, yaitu TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL), dan TNI Angkatan Udara (AU), yang secara bersama-sama bertanggung jawab atas keamanan wilayah Indonesia yang luas, baik di darat, laut, maupun udara.
Selain itu, TNI juga berperan aktif dalam misi perdamaian PBB, mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke berbagai negara konflik sebagai bentuk kontribusi Indonesia bagi perdamaian dunia.