Iran Ungkap Tak Bakal Kirim Pasukan ke Lebanon, Kenapa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Okt 2024, 08:05
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Bendera Iran Bendera Iran (Deddys Setiawan/ NTVnews.id)

Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Iran menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengirim pasukan ke Lebanon atau Gaza untuk menghadapi Israel. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin, 30 September 2024, merespons serangan Israel yang menyasar sekutu-sekutu Iran di kawasan tersebut.

"Tidak ada kebutuhan untuk mengirim pasukan tambahan atau sukarelawan dari Republik Islam Iran," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dilansir dari AFP, Selasa, 1 Oktober 2024.

Ia menambahkan bahwa para pejuang di Lebanon dan Palestina "memiliki kemampuan serta kekuatan untuk mempertahankan diri dari agresi".

Dalam beberapa hari terakhir, Israel melancarkan serangan udara intensif di Lebanon, yang menargetkan apa yang mereka sebut sebagai "poros perlawanan"—sebuah jaringan kelompok militan yang bersekutu dengan Iran di wilayah seperti Suriah, Yaman, dan Irak.

Baca Juga: Petinggi Hizbullah Tewas, Iran Pindahkan Sosok Penting Ini ke Lokasi Aman

Serangan Israel di Beirut pada Jumat lalu menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, kelompok bersenjata di Lebanon yang selama bertahun-tahun didukung oleh Iran.

"Kami belum menerima permintaan bantuan apa pun, sebaliknya, kami diberitahu dan yakin bahwa mereka tidak memerlukan pasukan kami," kata Kanani kepada wartawan di Teheran.

Namun demikian, Kanani menegaskan bahwa Israel "tidak akan luput dari teguran dan hukuman atas kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Iran, personel militer, dan pasukan perlawanan".

Pada Senin, 30 September 2024, Presiden Iran Masoud Pezeshkian juga mengunjungi kantor Hizbullah di Teheran untuk memberikan penghormatan kepada Nasrallah, sebagaimana dilaporkan oleh situs web pemerintah.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berjanji bahwa kematian Nasrallah "tidak akan sia-sia", sementara Wakil Presiden Pertama Mohammad Reza Aref menyatakan bahwa hal ini akan membawa "kehancuran" bagi Israel.

x|close