Ntvnews.id, Jakarta - Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang tidak terlibat dalam aliansi militer, dikenal dengan Gerakan Non-Blok. Organisasi ini terdiri dari 100 negara yang tidak berafiliasi politik dengan kekuatan manapun.
Tujuan utama dari organisasi ini adalah menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan keamanan. Indonesia hingga kini tetap menegaskan posisinya sebagai negara netral yang tidak berpihak kepada negara manapun.
Namun, jika suatu hari Indonesia diserang, ada beberapa negara yang siap menjadi sekutunya. Berikut penjelasan lebih lanjut berdasarkan beberapa sumber.
Ilustrasi. Bendera Palestina.
Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina dalam sidang PBB 2018. Sejak lama, Indonesia menunjukkan dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Indonesia juga berdiri teguh dalam solidaritas melawan Israel dan sekutunya di Liga Arab.
Meskipun beberapa negara Arab mulai menjalin hubungan dengan Israel, Indonesia tetap menolak normalisasi yang diusulkan oleh Amerika Serikat. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Palestina semakin erat, menjadikan Palestina sebagai salah satu sekutu Indonesia.
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) (Istimewa)
Pada 2019, Arab Saudi mencatatkan 10,3% PDB dari sektor pariwisata, dengan Indonesia sebagai pengunjung terbesar keempat, menyumbang 8% dari total wisatawan global. Hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi didasari oleh ikatan agama Islam.
Indonesia juga berpartisipasi dalam Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam, memungkinkan agenda bersama terkait geopolitik. Kunjungan bersejarah Raja Arab Saudi ke Indonesia pada Maret 2017 menandai hubungan erat kedua negara ini.
Presiden China Xi Jinping (Tangkapan Layar: Instagram)
Sejak kebangkitan ekonomi China, Indonesia menjadi negara yang menarik bagi investasi China. Presiden Joko Widodo aktif dalam inisiatif One Belt, One Road (OBOR) sejak 2017. China juga merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan mencapai US$72,89 miliar.
China menjadi investor terbesar kedua di Indonesia, dengan investasi mencapai US$4,7 miliar, melampaui Jepang. Merek ponsel China, seperti Oppo dan Xiaomi, menguasai 45% pasar Indonesia, melampaui Samsung, namun hubungan Indonesia-China lebih luas dari sekadar perdagangan.
Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)
Hubungan antara Indonesia dan Rusia sudah erat sejak masa Presiden Soekarno. Rusia sering memberikan bantuan senjata kepada Indonesia. Rakyat Rusia juga mengenal baik Bung Karno dan menyambutnya dengan antusias.
Dengan hubungan erat tersebut, sangat kecil kemungkinan Rusia akan membiarkan Indonesia jika negara ini diserang, dan Rusia diprediksi akan siap membantu.
Jepang (Istimewa)
Jika Indonesia diserang, Jepang akan menjadi salah satu negara yang siap memberikan bantuan. Meskipun Jepang pernah menjajah Indonesia, hubungan keduanya kini sangat baik, terutama di sektor ekonomi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memainkan peran penting dalam mempererat hubungan ini, dengan inisiatifnya dalam kerjasama investasi, IJEPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang).
Presiden Korea Selatan dan Ibu negara Korea Selatan (Istimewa)
Kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan telah berkembang pesat, terutama di sektor industri. Korea Selatan juga menjadi investor asing terbesar ketiga di Indonesia, sehingga negara ini diyakini akan membantu jika Indonesia diserang.
PM Singapura Lawrence Wong (CNA)
Singapura dan Indonesia memiliki hubungan diplomatik yang kuat, ditandai dengan kunjungan Presiden Singapura, Halimah Yacob, ke Indonesia pada Februari 2020. Kedua negara ini bisa disebut sebagai sekutu erat.
Hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura juga sangat kokoh, dengan Singapura sebagai mitra dagang ketiga terbesar Indonesia dan investor terbesar di negara ini. Selain itu, Indonesia menjadi pengunjung terbesar kedua ke Singapura setelah China.