Ntvnews.id, Kediri - Ratusan jemaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kediri mengalami keracunan makanan, yang menyebabkan suasana yang awalnya khidmat berubah menjadi panik.
Acara yang berlangsung di Dusun Krecek, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, mendadak dihentikan setelah ratusan jemaah dilaporkan keracunan makanan. Setidaknya 155 jemaah menjadi korban keracunan makanan tersebut.
"Majelis saya hanya diundang untuk meramaikan acara. Namun, karena banyak jemaah yang diduga keracunan, acara harus dihentikan segera," ungkap Taufik Dwi Kusuma, Juru Bicara Majelis Sholawat Subbanus Salimiyah, Rabu (2/10/2024).
Ratusan jemaah, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dilarikan ke dua rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) dan Rumah Sakit HVA, setelah mengalami gejala mual, muntah, dan pusing usai mengonsumsi makanan dan minuman yang disediakan panitia.
View this post on Instagram
"Kami sudah mengevakuasi korban ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Kabupaten Kediri dan RS HVA Pare. Saat ini kondisi para korban masih dalam pantauan medis," kata Kapolsek Pare Iptu Siswo yang dilansir dari akun Instagram @infokediriraya, dilansir pada 3 Oktober 2024.
Gejala keracunan mulai dirasakan sekitar setengah jam setelah jemaah mengonsumsi snack dan minuman ringan yang dibagikan selama acara. Keluhan umum termasuk mual, muntah, pusing, dan bahkan beberapa mengalami kehilangan kesadaran.
Panitia segera mengambil tindakan cepat dengan membawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk perawatan medis. Iptu Siswo mengonfirmasi adanya kejadian keracunan massal di kalangan jemaah.
Siswo menyatakan bahwa semua korban telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Diduga, keracunan ini disebabkan oleh makanan ringan yang mungkin telah kedaluwarsa.
155 Jemaah Maulid Nabi Keracunan di Kediri (Instagram)
"Kami memutuskan untuk menghentikan acara demi keamanan dan keselamatan jamaah. Ini langkah yang harus diambil, mengingat jumlah korban yang terus bertambah," tambah Iptu Siswo.
“Camilan tersebut tidak memiliki label kedaluwarsa yang jelas. Namun, penyelidikan masih dilakukan untuk menentukan jenis camilan yang menyebabkan keracunan,” jelas Siswo saat dikonfirmasi oleh awak media.
Acara pengajian yang awalnya berjalan lancar terpaksa dihentikan demi keselamatan jemaah. Pihak berwenang terus melakukan penyelidikan untuk memastikan tidak ada korban lain dan untuk mencegah kejadian serupa di acara mendatang.
“Kami memutuskan untuk menghentikan acara demi keamanan dan keselamatan jamaah. Ini langkah yang harus diambil, mengingat jumlah korban terus bertambah,” tambahnya.