Ntvnews.id, Solo - Insiden tragis terjadi di Sukoharjo, ketika seorang pelajar SMK asal Solo, berinisial MAN (17), tewas setelah dikeroyok oleh warga di depan Pasar Plumbon, Mojolaban, pada Minggu (29/9/2024).
Hal tersebut diketahui melalui unggahan suatu media sosial Instagram, pada Kamis, (3/10/2024).
Peristiwa ini berawal dari tuduhan bahwa MAN dan dua rekannya, DSA dan NIS, melakukan tindakan klitih, sebuah istilah yang merujuk pada aksi kekerasan di jalanan.
Baca Juga:
Pelaku Fitnah Aaliyah Massaid, Ternyata Perempuan Lanjut Usia
Pengobatan Alternatif Ida Dayak di Madiun 3-7 Oktober 2024 Hoax
Menurut saksi, warga setempat menuduh MAN dan teman-temannya terlibat dalam aksi tersebut. Akibatnya, mereka dipukuli hingga babak belur sebelum akhirnya diserahkan ke kantor polisi bersama senjata tajam yang diduga mereka bawa.
Lihat postingan ini di Instagram
Namun, kondisi MAN semakin memburuk setelah diproses di kantor polisi. Ia kemudian dilarikan ke RS Kustati Solo, namun pada Senin (30/9/2024) pagi, MAN dinyatakan meninggal dunia.
Kematian MAN menyisakan luka mendalam bagi keluarganya, terutama sang ayah, yang merasa tidak terima dengan tindakan main hakim sendiri yang dilakukan warga.
Didampingi kuasa hukum, Ratno Agustio Hoetomo, ayah MAN resmi melaporkan warga yang terlibat dalam pengeroyokan anaknya ke Polres Sukoharjo.
Menurut Ratno, meskipun tuduhan klitih masih dalam proses penyelidikan, tindakan pengeroyokan tersebut jelas merupakan bentuk penganiayaan berat yang berujung pada hilangnya nyawa seorang anak.
Ia juga menekankan bahwa tuduhan klitih yang menjadi dasar pengeroyokan hingga kini belum terbukti benar. Penyelidikan dari pihak kepolisian masih berjalan untuk mengungkap fakta sebenarnya di balik insiden ini.