Ntvnews.id, Jakarta - Rusdi Kirana adalah nama yang tak asing lagi di dunia penerbangan Indonesia. Sebagai pendiri dan pemilik maskapai Lion Air, ia berhasil menciptakan revolusi dalam industri penerbangan.
Dengan menerapkan konsep biaya murah mereka menawarkan tiket penerbangan terjangkau, yang memungkinkan lebih banyak orang untuk bepergian.
Memulai usahanya pada Oktober 1999 Rusdi menghadapi berbagai tantangan, termasuk kritik dari sesama perusahaan penerbangan.
Meskipun banyak yang meragukan visi dan misi yang ia usung, ia tetap teguh pada prinsipnya.
Salah satu momen yang berkesan adalah ketika ia menghadapi serangan di Komisi IV DPR-RI, di mana ia harus menjelaskan mengenai modal asing dan rasa nasionalisme selama tujuh jam.
Rusdi Kirana. (Dok.Wikipedia)
Selain itu, Rusdi Kirana ternyata telah membangun infrastruktur yang solid, termasuk menjalin kerja sama dengan TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia untuk maintenance facility.
Dengan komitmennya, Lion Air kini telah menjangkau 36 kota besar di Indonesia dan berbagai destinasi internasional, termasuk Singapura, Kuala Lumpur, dan Seoul.
Tak puas hanya berkarya di dunia penerbangan, Rusdi Kirana juga merambah ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada tahun 2013 dan menjadi Wakil Ketua Umum partai tersebut pada Januari 2014.
Dalam periode pemerintah Jokowi, ia ditunjuk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan kemudian sebagai Duta Besar Luar Biasa.
Selama menjabat sebagai Dubes, Rusdi mengutamakan penanganan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), terutama Tenaga Kerja Wanita (TKW), yang banyak bekerja di Malaysia.
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Dubes pada Juli 2020, ia kembali ke Indonesia dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PKB, mendampingi Ketua Umum Muhaimin Iskandar.
Baru-baru ini, Rusdi Kirana juga diumumkan sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), di mana ia akan membantu Ahmad Muzani yang telah resmi dilantik sebagai Ketua MPR untuk periode 2024-2029.
Pengumuman ini disampaikan oleh Ketua Sementara MPR, Guntur Sasono, dalam sidang paripurna perdana di ruang sidang MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada 3 Oktober 2024.