Ntvnews.id, Jakarta - Debat perdana Pilkada Jakarta 2024 siap digelar pada Minggu (6/10/2024) malam di JIEpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta telah menetapkan 7 panelis yang akan menguji gagasan tiga pasangan calon dalam debat tersebut.
Pramono Anung-Rano Karno. (Tangkapan layar Youtube)
Baca Juga:
Kemendikbudristek: Kampus UIPM Tak Berizin, Gelar Doktor Honoris Causa Raffi Ahmad Tak Diakui
Siap-siap Macet, Ada Rekonstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 26 Mulai Sein 7 Oktober
Para panelis ini berasal dari latar belakang akademik dan profesional yang beragam, siap mengajukan pertanyaan kepada paslon Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno.
Dharma-Kun Resmi Daftar ke KPU Jakarta (Ntvnews.id/Adiansyah)
Berikut profil singkat tujuh panelis debat Pilkada Jakarta 2024:
1. Gun Gun Heryanto
Gun Gun Heryanto adalah pakar komunikasi politik dan dosen di UIN Jakarta. Selain itu, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute. Gelar sarjananya diperoleh dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sedangkan gelar S2 dan S3-nya dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran.
Sebagai akademisi, ia telah menerbitkan beberapa buku, seperti Media Komunikasi Politik (2018) dan Literasi Politik (2019). Gun Gun dikenal karena pandangannya yang tajam dalam menganalisis dinamika komunikasi politik di Indonesia.
2. Beki Mardani
Beki Mardani merupakan Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi. Ia pernah berkarier sebagai jurnalis di SCTV dan aktif sebagai aktivis sejak masa mahasiswa di Universitas Indonesia.
Beki juga pernah memimpin Keluarga Mahasiswa Betawi (KMB) dan menjadi Ketua PMI Jakarta Barat pada 2022.
Sebagai sosok yang peduli dengan kebudayaan dan sosial, Beki dikenal sebagai suara penting dalam pelestarian kebudayaan Betawi dan turut aktif dalam kegiatan sosial di Jakarta.
3. Siti Zuhro
Siti Zuhro adalah peneliti senior di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang fokus pada isu-isu politik dan pemerintahan. Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Jember dan melanjutkan studi S2 di Universitas Flinders dan Curtin di Australia.
Sebelum bergabung dengan BRIN, ia dikenal sebagai peneliti di LIPI. Siti Zuhro telah banyak menghasilkan penelitian dan publikasi terkait demokrasi, politik lokal, dan reformasi pemerintahan.
4. Nurliah Nurdin
Nurliah Nurdin menjabat sebagai Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta dan merupakan guru besar dalam bidang administrasi negara. Ia menyelesaikan S1 di Universitas Hasanuddin, S2 di Northern Illinois University, dan S3 di Universitas Indonesia.
Nurliah dikenal aktif mempublikasikan penelitian tentang demokrasi, good governance, dan hak asasi manusia. Buku terbarunya, Hak Asasi Manusia, Gender, dan Demokrasi (2022), menunjukkan komitmennya dalam isu-isu sosial-politik.
5. Ahsanul Minan
Ahsanul Minan adalah akademisi hukum dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Ia ahli di bidang hukum, politik, dan konstitusi, serta telah terlibat dalam penyusunan berbagai buku tentang pemilu.
Salah satu karyanya, Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019, Perihal Penegakan Hukum Pemilu diterbitkan oleh Bawaslu.
Selain itu, Ahsanul juga terlibat dalam editorial jurnal akademik di bidang hukum.
6. Didik Suhariyanto
Didik Suhariyanto adalah Rektor Universitas Bung Karno (UBK) sejak 2020. Pria asal Jember ini memegang gelar doktor dalam ilmu hukum dari Universitas Brawijaya.
Didik juga memiliki pengalaman panjang di bidang hukum dengan fokus pada aspek konstitusi dan politik. Sebagai rektor UBK, Didik berperan penting dalam membangun institusi pendidikan dan memajukan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
7. Andhyta Firselly Utami
Andhyta Firselly Utami adalah seorang ekonom lingkungan dan pendiri Think Policy, sebuah platform yang fokus pada edukasi kebijakan publik.
Ia juga merupakan CEO dari platform yang sama dan pernah bekerja di Bank Dunia serta World Resources Institute.
Andhyta menyelesaikan program magister kebijakan publik di Universitas Harvard. Ia dikenal aktif dalam isu-isu perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan edukasi politik, terutama melalui inisiatifnya Bijak Memilih.