70 Orang Tews Ditembak Mati oleh Geng Bersenjata

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Okt 2024, 09:10
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Penembakan Ilustrasi Penembakan (Freepik)

Ntvnews.id, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran yang mendalam atas insiden yang menewaskan sedikitnya 70 orang, termasuk wanita dan anak-anak, akibat penembakan oleh geng di Haiti.

Kantor hak asasi manusia PBB melaporkan bahwa serangan di Port Sonde tersebut juga menyebabkan sedikitnya 16 orang terluka parah, sementara puluhan rumah dan kendaraan dibakar.

Sebagai salah satu negara termiskin di dunia, Haiti saat ini terperosok dalam kekacauan, dengan geng-geng menguasai ibu kota Port-au-Prince, sementara sistem keamanan dan kesehatan di negara itu telah runtuh.

"Kami sangat terkejut dengan serangan geng pada hari Kamis di kota Pont Sonde, wilayah Artibonite, Haiti," ujar juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, dikutip dari AFP, Senin, 7 Oktober 2024.

Baca Juga: Ngeri, Penembakan Brutal di Sebuah Perusahaan Tewaskan 2 Orang

Ia menambahkan bahwa anggota geng Gran Grif menggunakan senjata otomatis untuk menembaki warga, menewaskan setidaknya 70 orang, termasuk sekitar 10 wanita dan tiga bayi.

"Setidaknya 16 orang mengalami luka serius, termasuk dua anggota geng yang terkena tembakan dalam baku tembak dengan polisi Haiti," lanjutnya.

Ketika serangan terjadi, geng tersebut dilaporkan membakar setidaknya 45 rumah dan 34 kendaraan, yang memaksa sejumlah warga untuk mengungsi.

PBB juga menekankan pentingnya penyelidikan yang cepat dan menyeluruh atas serangan ini, agar para pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban, serta menjamin ganti rugi bagi para korban dan keluarga mereka.

Baca Juga: Aksi Penembakan Brutal Terjadi di Dalam Kereta di Chicago, 4 Orang Tewas

Minggu lalu, PBB melaporkan bahwa lebih dari 3.600 orang telah tewas sepanjang tahun ini akibat kekerasan yang dilakukan oleh geng di Haiti. Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang akibat kejahatan yang tidak masuk akal ini.

Pada Oktober 2023, Dewan Keamanan PBB telah menyetujui pengiriman pasukan stabilisasi multinasional, yang dipimpin oleh Kenya, untuk membantu polisi Haiti dalam menangani situasi tersebut.

 

x|close