Kelakar Mengerikan dari Trump Soal Perang Israel-Iran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Okt 2024, 08:30
Deddy Setiawan
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
 Donald Trump Donald Trump (Instagram @realdonaldtrump)

Ntvnews.id, Washington DC - Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan keyakinannya bahwa Israel seharusnya menyerang fasilitas nuklir Iran sebagai tanggapan atas serangkaian serangan rudal terbaru yang diluncurkan oleh republik Islam tersebut.

Dilansir dari reuters, Senin, 7 Oktober 2024, Mantan presiden itu, berbicara dalam sebuah acara kampanye di North Carolina, merujuk pada pertanyaan yang diajukan kepada Presiden Joe Biden terkait kemungkinan Israel menargetkan program nuklir Iran.

"Mereka bertanya kepadanya (Biden), apa pendapat Anda tentang Iran, apakah Anda akan menyerang Iran? Dan dia menjawab, 'Selama mereka tidak menyerang nuklir.' Bukankah itu justru yang seharusnya diserang?" kata Trump dalam kampanye di Fayetteville.

Baca Juga: Debat Cawapres AS Pertama: Tim Walz dan JD Vance Saling Serang Soal Trump, Imigrasi dan Aborsi

Sebelumnya, pada hari Rabu, Biden ditanya apakah dia akan mendukung serangan terhadap situs nuklir Iran, dan presiden AS tersebut menjawab kepada wartawan: "Jawabannya tidak."

Menanggapi hal itu, Trump mengatakan pada Jumat (4/10) bahwa Biden salah. "Bukankah itu seharusnya yang Anda serang? Maksud saya, risiko terbesar yang kita hadapi adalah senjata nuklir," ujarnya.

Trump menambahkan bahwa jawaban yang tepat seharusnya adalah, "Serang nuklir dulu, dan pikirkan yang lainnya nanti."

Sementara itu, pada Rabu, Biden menegaskan penolakannya terhadap serangan semacam itu terhadap fasilitas nuklir Iran, menyusul peluncuran hampir 200 rudal Iran ke Israel. Biden juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan berdiskusi dengan Israel mengenai tindakan yang akan diambil, menekankan bahwa Israel berhak untuk merespons tetapi harus melakukannya secara proporsional.

Trump, yang akan bersaing dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam pemilihan presiden mendatang pada November, tidak banyak berkomentar mengenai meningkatnya ketegangan di Timur Tengah baru-baru ini.

 

x|close