Ntvnews.id, Washington - Presiden AS Joe Biden menegaskan dukungan Amerika Serikat terhadap Israel, dengan menyatakan dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, "Saya kembali menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat terhadap keamanan Israel" setelah pertemuannya dengan para pemimpin G7.
Dukungan Biden ini disampaikan di tengah pergolakan di Timur Tengah, yang dimulai ketika kelompok militan Islam Hamas—yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, Jerman, Uni Eropa, dan sejumlah negara lainnya—melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera hampir 250 orang, dengan sekitar 100 sandera masih berada di Gaza.
Sebagai respons, Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran di wilayah Palestina dengan tujuan utama menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera. Sejak operasi dimulai, lebih dari 40.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, telah tewas.
Baca Juga: Kelakar Joe Biden Sebut AS Lebih Kuat dari Diktator
Pertempuran juga meningkat di perbatasan utara Israel, di mana Hizbullah, sekutu Hamas yang berbasis di Lebanon, menembakkan rudal ke Israel. Pada Senin, 30 September 2024, Israel melancarkan serangan darat terhadap Lebanon setelah membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara akhir pekan sebelumnya.
Para pejabat AS menekankan pentingnya menghindari perang skala besar di wilayah tersebut dan mendukung gencatan senjata di Gaza dengan syarat para sandera dibebaskan. Namun, pada Selasa, 1 Oktober 2024, Iran menambah eskalasi dengan meluncurkan serangkaian rudal ke Israel.
Biden-Netanyahu: Hubungan yang Kompleks
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi kritik dalam negeri atas cara penanganannya terhadap perang dengan Hamas. Banyak yang khawatir bahwa tindakan keras Netanyahu dapat mengurangi peluang pembebasan sandera.
AS, sebagai sekutu terbesar Israel, mencoba memengaruhi Netanyahu agar lebih banyak bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza. Meskipun kebanyakan permintaan tersebut ditolak, Biden pada Rabu, 2 Oktober 2024, kembali menegaskan bahwa dukungan AS untuk Israel tetap kokoh. Namun, hubungan pribadi antara Biden dan Netanyahu tidak selalu harmonis.
Baca Juga: Profil Kamala Harris, Pengganti Joe Biden Maju di Pilpres AS 2024
"Penting untuk membedakan hubungan Biden dengan negara Israel dan hubungannya dengan Netanyahu," kata Jonathan Panikoff, direktur Inisiatif Keamanan Timur Tengah di Atlantic Council, kepada DW. Meski hubungan Biden dengan Netanyahu naik-turun, komitmennya terhadap Israel dan keamanannya tetap tak tergoyahkan.
Hal ini, menurut Panikoff, terlihat dari bantuan penuh AS dalam melindungi Israel dari serangan rudal Iran pada hari Selasa. Namun, Panikoff juga menyebut bahwa pemerintahan Biden merasa frustrasi dengan beberapa keputusan yang diambil Netanyahu.