Eks Anggota DPRD Disekap di Perbatasan Thailand-Myanmar, Polri Bilang Gini

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Okt 2024, 18:04
Moh. Rizky
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu Robiin, mantan anggota DPRD Indramayu (Instagram @indramayuupdate)

Ntvnews.id, Jakarta - Mantan anggota DPRD Indramayu, Robiin, mengaku disekap dan dianiaya di perbatasan Thailand-Myanmar saat bekerja di wilayah itu. Polri khususnya Divisi Hubungan Internasional (Div Hubinter) memberikan tanggapan terkait peristiwa itu.

Menurut Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Krishna Murti, pihaknya pasti akan melakukan upaya penyelamatan dan pemulangan terhadap Robiin. Hal ini, kata dia selalu dilakukan kepolisian, apabila mendapati kasus semacam ini.

"Kami sudah beberapa kali membebaskan itu. Termasuk di Myanmar kami upaya, di Manila kami upaya," ujar Krishna, Kamis (10/10/2024).

Walau demikian, menurutnya orang-orang yang bekerja di luar negeri khususnya di wilayah Thailand maupun Myanmar, seharusnya sudah memahami bahwa gaji dari pekerjaan di negara itu tak besar. Apalagi mencapainya ratusan juta rupiah sebulan. Karenanya apabila ada penawaran demikian, semestinya masyarakat Indonesia tak tergiur karena pasti bermasalah.

"Pada prinsipnya boleh mereka mengatakan korban, tapi di satu sisi mereka mengetahui betul bahwa mereka adalah manusia yang bisa berpikir, tidak ada penawaran kerja di luar negeri dengan gaji Rp150 juta satu bulan di Myanmar," kata dia.

Terlebih, Myanmar adalah negara dengan yang tak stabil dalam berbagai hal termasuk dari segi keamanan. Sebab, banyak dari wilayah negara itu yang dikuasai pemberontak.

"Myanmar adalah suatu negara yang tidak stabil, ada satu wilayah yang dikuasai oleh Junta (Militer), pemerintah, ada banyak wilayah yang tidak dikuasai oleh Junta tapi dikuasai oleh pemberontak," tutur Krishna.

"Mereka mengambil risiko itu, bekerja di luar seperti itu dengan iming-iming gaji," imbuhnya.

Menurut dia, tak ada di Thailand dan Myanmar pekerjaan dengan gaji Rp150 juta per bulan. Jika ada, pastinya pekerjaan itu membahayakan diri sendiri.

"Tidak pernah ada tawaran kerja di Thailand, di Myanmar dengan gaji Rp150 juta bulan, kalau itu pasti pekerjaan-pekerjaan akan berakibat anda menjadi disandera," jelasnya.

Di sisi lain, sejak pandemi Covid-19, marak penipuan online di wilayah Myanmar, Laos dan Kamboja. Mereka lalu mencari pekerja dari negara tertentu seperti Malaysia, Filipina maupun Indonesia.

"Yang kemudian mereka menjabat operator menipu warga Malaysia, warga negara Filipina, warga negara Indonesia," tandasnya.

x|close