Geger Seorang Mahasiswa Makan 720 Telur Ayam Sebulan, Ini Alasannya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Okt 2024, 04:30
Deddy Setiawan
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi Telur Ilustrasi Telur (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Seorang mahasiswa kedokteran Harvard, Nick Horowitz, berhasil menarik perhatian publik melalui eksperimen yang unik. Pemuda berusia 25 tahun ini menjalani sebuah percobaan di mana ia mengonsumsi 720 butir telur dalam 28 hari untuk meneliti dampaknya terhadap kolesterol.

Dilansir dari Oddity Central, Jumat, 11 Oktober 2024, Horowitz secara sukarela menjadi objek percobaan dalam eksperimen ini. Tujuannya adalah untuk menguji dampak konsumsi telur setiap hari terhadap kadar kolesterol jahat di tubuhnya. Hasil dari percobaannya ini cukup mengejutkan dan memicu perdebatan tentang efek telur, yang dikenal sebagai makanan kaya protein.

Eksperimen tersebut dilaksanakan di Cambridge, Massachusetts, tempat Horowitz menempuh pendidikannya. Meskipun banyak pihak memperingatkan bahaya konsumsi telur yang berlebihan, Horowitz berupaya membuktikan bahwa makan telur dalam jumlah besar tidak selalu berdampak buruk. Hasil eksperimennya pun langsung menjadi topik diskusi di berbagai kalangan.

Banyak ahli yang awalnya skeptis terhadap percobaan ini, namun hasilnya tak terduga. Telur, yang sering dikaitkan dengan peningkatan kolesterol, dipilih oleh Horowitz sebagai bahan utama eksperimen. Ia ingin membuktikan bahwa konsumsi berlebihan tidak selalu membawa risiko kesehatan yang tinggi.

Baca Juga: Usai Viral, Pengunggah Video Telur untuk Gizi Bumil Ditarik Lagi Minta Maaf

Menurut Horowitz, efek telur pada kolesterol bisa bervariasi antara satu individu dengan yang lain. "Saya tertantang untuk membuktikan mitos tentang telur," katanya kepada media setempat. Dengan mengonsumsi 720 butir telur dalam 28 hari, Horowitz mencoba mendapatkan bukti ilmiah terkait dampak sebenarnya dari telur terhadap tubuh.

Percobaan ini dilakukan dengan pengawasan ketat dan teratur. Horowitz menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala selama percobaan berlangsung. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa kadar kolesterol jahat di tubuhnya justru menurun pada akhir eksperimen.

Menjalani eksperimen makan telur dalam jumlah banyak tentu bukan hal yang mudah. Horowitz mengaku bahwa rasa jenuh sempat muncul karena harus memakan telur terus-menerus. Namun, dengan tekad kuat, ia tetap melanjutkan eksperimen tersebut.

"Telur adalah makanan yang serbaguna, jadi mengolahnya dengan berbagai cara menjadi bagian yang menyenangkan dari eksperimen ini. Tidak terlalu sulit," ujar Horowitz dalam sebuah wawancara. Ia mencoba berbagai metode memasak telur, dari menggoreng hingga membuat telur dadar.

Baca Juga: Real Madrid Imbang Lawan Las Palmas, Vinicius Jr Pecah Telur

Meski begitu, Horowitz mengakui adanya tantangan. "Menjelang akhir, saya benar-benar bosan dengan rasa telur. Tapi saya tetap ingin melihat hasil akhirnya," tambahnya dengan penuh antusias.

Para ilmuwan pada umumnya skeptis terhadap eksperimen Horowitz. Beberapa dari mereka memperingatkan tentang risiko jangka panjang akibat konsumsi telur dalam jumlah besar. Mereka khawatir kadar kolesterol dalam tubuhnya bisa melonjak tajam.

Dr. Robert Thompson, seorang ahli gizi dari Universitas Boston, menyatakan, "Ini adalah eksperimen yang ekstrem. Meskipun hasilnya menarik, kita harus ingat bahwa metabolisme setiap orang berbeda." Menurutnya, eksperimen semacam ini tidak bisa dijadikan acuan bagi semua orang.

Namun, hasil dari eksperimen Horowitz tetap menarik perhatian. Beberapa ahli bahkan mulai mempertimbangkan kembali pandangan mereka tentang konsumsi telur. "Ini membuka perbincangan baru tentang diet tinggi protein," ungkap Dr. Thompson.

 

x|close